Ditanya penyebab ikan sulit didapat karena cuaca buruk, Asep mengatakan, saat cuaca bagus pun saat ini ikan sulit ditangkap.
"Paceklik," ucapnya.
Pendapatan nelayan saat ini, sekali melaut hanya sekitar Rp 400 ribu-Rp 500 ribu. Jumlah tersebut dibagi dua dengan ABK atau buruh nelayan.
"Jika dapat Rp 500 ribu, ABK dapat bagian Rp 200 ribu. Pembagiannya 40:60. Juragan 60 persen, ABK 40 persen," kata Sakio yang merupakan juragan atau pemilik perahu.
Jumlah Rp 300 ribu yang dikantongi juragan, kata Sakio, masih harus dipotong untuk bekal melaut sebesar Rp 200 ribu.
"Sisa Rp 100 ribu. Itu jika penghasilan melaut Rp 500 ribu," katanya.
Saat ikan melimpah, lanjut Sakio, pendapatan nelayan sekali melaut rata-rata di atas Rp 1-2 juta. Jumlah ikan yang ditangkap tergantung dari alat tangkap yang digunakan.
Plt Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran, Fuad Husein mengatakan, ikan sulit ditangkap karena faktor cuaca. Saat ini, kata dia, sedang peralihan musim.
"Yang dominan (disebabkan) faktor cuaca. Kalau cuaca bagus nelayan pasti melaut," katanya.
Ditanya ihwal musim paceklik ikan, Fuad kurang sependapat. Kata dia, musim paceklik semestinya sudah lewat.
"Paceklik biasanya akhir Desember sampai awal Maret. Sekarang sudah April," ujarnya.
Karena cuaca kurang bagus, nelayan menjadi tidak melaut. Akhirnya hasil produksi ikan tangkapan nelayan menurun.
"Hasil produksi kecil sekali, nggak (sampai) berjumlah ton," kata Fuad tanpa menyebut jumlah ikan yang didapat tiap bulan.
Baca juga: Kesejahteraan Nelayan Tradisional di Kendari yang Masih Jauh dari Harapan
Nelayan Pangandaran, kata dia, mayoritasnya nelayan kecil. Perahunya hanya berbobot 2 Gross Ton (GT).
"(Melaut) enggan terlalu jauh. Kapasitas (perahu) 2 GT. Mesin tempel," jelas Fuad.