Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Paceklik Nelayan Pangandaran...

Kompas.com - 08/04/2022, 03:30 WIB
Candra Nugraha,
Khairina

Tim Redaksi

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Ikan hasil tangkapan nelayan Pangandaran, Jawa Barat mengalami penurunan mulai Januari 2022.

Bahkan sampai awal April, ikan dapat dikatakan langka alias sulit didapat.

"Dari Januari mulai turun," kata salah seorang nelayan Pangandaran Sakio Andrianto kepada Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

 Baca juga: Cerita Nelayan Kecil di Maluku Tengah yang Selalu Luput dari Bantuan Pemerintah

Menurut Sakio, ikan sulit didapat karena faktor alam. Saat ini, di sejumlah daerah selalu turun hujan.

"Posisi hujan di Ciamis Tasikmalaya, Banjar, daerah Jateng, dan perbatasan (Jabar-Jateng). (Aliran sungai dari daerah tersebut) masuk laut (Pangandaran), muaranya ke Pelawangan," kata Sakio.

Saat curah hujan tinggi, kata dia, arus air bawah laut menjadi deras. Imbasnya, ikan menjadi tidak ada.

"Mau (ikan) layur, bawal, ikan lainnya tetap patokannya arus bawah," jelas Sakio.

Jika arus bawah laut deras, lanjut dia, nelayan manapun di Pangandaran pasti sulit menangkap ikan.

"Itu arusnya sama. Kalau di Parigi enggak ada ikan, Cijulang, Batu Karas, dan Pangandaran pasti sama (sulit dapat ikan)," jelasnya.

Baca juga: Dikepung Sampah Plastik, Hasil Tangkapan Nelayan Semarang Turun, Dulu Sehari 10 Kg, Sekarang Hanya Segini

Bagi nelayan, kata Sakio, hal seperti ini sudah biasa. Bulan Maret, April, biasanya terjadi peralihan angin barat ke timur.

"Arus air laut deras, gelombang tak begitu tinggi. Terlalu banyak hujan, jadi tangkapan turun," ucapnya.

Setelah peralihan musim, biasanya di bulan Juni, nelayan sudah mulai memanen ikan. Bahkan, kata Sakio, kadang-kadang di bulan Mei ikan sudah ada.

"Jika peralihan (musim) tepat, biasanya Juni sudah mulai angin timur," jelas Sakio.

Nelayan lainnya, Asep menyampaikan hal senada. Ia memilih tidak melaut karena ikan sulit didapat.

"Ikan sulit didapat," katanya.

Ditanya penyebab ikan sulit didapat karena cuaca buruk, Asep mengatakan, saat cuaca bagus pun saat ini ikan sulit ditangkap.

"Paceklik," ucapnya.

Sisa Rp 100 ribu

Pendapatan nelayan saat ini, sekali melaut hanya sekitar Rp 400 ribu-Rp 500 ribu. Jumlah tersebut dibagi dua dengan ABK atau buruh nelayan.

"Jika dapat Rp 500 ribu, ABK dapat bagian Rp 200 ribu. Pembagiannya 40:60. Juragan 60 persen, ABK 40 persen," kata Sakio yang merupakan juragan atau pemilik perahu.

Jumlah Rp 300 ribu yang dikantongi juragan, kata Sakio, masih harus dipotong untuk bekal melaut sebesar Rp 200 ribu.

"Sisa Rp 100 ribu. Itu jika penghasilan melaut Rp 500 ribu," katanya.

Saat ikan melimpah, lanjut Sakio, pendapatan nelayan sekali melaut rata-rata di atas Rp 1-2 juta. Jumlah ikan yang ditangkap tergantung dari alat tangkap yang digunakan.

Nelayan kecil

Plt Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran, Fuad Husein mengatakan, ikan sulit ditangkap karena faktor cuaca. Saat ini, kata dia, sedang peralihan musim.

"Yang dominan (disebabkan) faktor cuaca. Kalau cuaca bagus nelayan pasti melaut," katanya.

Ditanya ihwal musim paceklik ikan, Fuad kurang sependapat. Kata dia, musim paceklik semestinya sudah lewat.

"Paceklik biasanya akhir Desember sampai awal Maret. Sekarang sudah April," ujarnya.

Karena cuaca kurang bagus, nelayan menjadi tidak melaut. Akhirnya hasil produksi ikan tangkapan nelayan menurun.

"Hasil produksi kecil sekali, nggak (sampai) berjumlah ton," kata Fuad tanpa menyebut jumlah ikan yang didapat tiap bulan.

Baca juga: Kesejahteraan Nelayan Tradisional di Kendari yang Masih Jauh dari Harapan

Nelayan Pangandaran, kata dia, mayoritasnya nelayan kecil. Perahunya hanya berbobot 2 Gross Ton (GT).

"(Melaut) enggan terlalu jauh. Kapasitas (perahu) 2 GT. Mesin tempel," jelas Fuad.

Karena memakai perahu kecil, mayoritas nelayan Pangandaran enggak lama melaut. Nelayan melaut paling satu hari atau biasa disebut one day fishing.

"Pagi pergi, sore pulang. Jadi ikannya segar-segar di Pangandaran," kata Fuad.

Di Pangandaran, ada pula nelayan yang memiliki kapal berbobot 5 GT. Namun jumlahnya tidak banyak.

"(Kapal 5GT) sandar di Cikidang," kata Fuad.

Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran, Dedi Surachman mengakui ada penurunan ikan hasil tangkapan nelayan. Dia menduga penurunan ini karena sedang musim paceklik.

"Jadi ada kelangkaan ikan," jelasnya.

Biasanya, kata dia, menjelang akhir tahun ikan kembali banyak. Akhir tahun 2021, hasil produksi ikan nelayan mulai naik di bulan Oktober, November.

"Paceklik (bulan) Februari, Maret, April tangkapan tak banyak. Nelayan ada yang melaut, dan tidak. Melihat sikon," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com