"Saya arahkan sisa bangkai domba yang ada untuk dikirim ke hutan sesuai arah jejak karnivora yang ditemukan, dihabiskan oleh pemangsanya," kata dia.
Jajang menyebut, tahun lalu ketika ada kejadian serupa, warga menembak macan tutul dengan senapan angin, juga mamasang racun pada bangkai domba. Kali ini warga telah ia larang mengganggu macan tutul yang memangsa ternak.
Baca juga: Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Lepasliarkan Macan Tutul Betina
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi membenarkan tahun lalu warga sempat marah ketika ternaknya diambil macan tutul.
Ia kemudian mengirimkan puluhan ekor domba untuk dipelihara warga, juga sebagai pengganti domba yang diambil macan tutul.
Syaratnya ketika ada macan tutul atau macan kumbang datang mengambil ternak, warga tidak boleh mengganggu.
"Ketika mereka turun, berarti makanan mereka kurang karena hutannya sudah mulai rusak, tidak terjaga. Kali ini juga warga kita larang untuk mamasang racun, menembak, atau menelusuri jejaknya. Nanti akan saya kirim domba lagi untuk pengganti domba yang dimakan macan," kata mantan Bupati Purwakarta ini.
Hasil penelusuran
Dari penelusuran Tim SCF, dari jejak yang ditemukan diduga ada dua ekor macan tutul yang turun dan mengambil ternak warga.
“Ini kami buktikan berdasarkan hasil penelusuran di sekitar kandang, juga mengikuti jejak kaki dan ceceran darah yang mengarah ke hutan. Ada dua ukuran jejak dari dua individu yang berbeda," kata Komarudin, anggota SWF.
Komarudin menyebut penelusuran dilakukan untuk mencegah dan mencari potensi yang merugikan macan tutul. Selain itu juga untuk mengantisipasi warga kembali memasang racun pada ternak yang dimangsa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.