Berbekal pengakuan dari korban, akhirnya DR bersama orangtua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bandung.
"Kita juga sama pihak kepolisian sudah bawa para korban ke psikolog yang ada di Pemkab Bandung. Kata psikolognya sebelum ditanya aja, dia sudah tahu kalau anak-anak ini betul jadi korban, mungkin dari gerak-geriknya sudah kelihatan," tuturnya.
Saat dibawa ke psikolog, lanjut DR, para korban lebih berani bercerita dan terbuka tentang apa saja yang dilakukan SN kepada mereka.
DR menuturkan, anak-anak yang menjadi korban SN, rata-rata berubah menjadi lebih pendiam dan cenderung menyendiri.
Hal itu, kata DR, disampaikan langsung oleh orangtua korban yang melihat perubahan anaknya selama lima tahun terakhir.
"Sekarang Alhamdulilah, setelah ada penanganan dan pendampingan ada perubahan sedikit-sedikit," kata DR.
Sementara dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Bandung AKP Oliestha Ageng Wicaksana mengatakan, jajarannya telah menerima laporan tersebut.
"Kami sudah terima laporan, dan sudah mengumpulkan bukti serta meminta keterangan korban," kata Oliestha.
Pihaknya menyebut telah mengantongi identitas pelaku dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Dari hasil laporan dan keterangan, kami sudah kantongi identitas pelaku," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.