Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katak Tanduk Jawa Teridentifikasi di Pegunungan Sanggabuana

Kompas.com - 18/04/2022, 22:43 WIB
Farida Farhan,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

 

Dapat berkamuflase

Deby mengatakan, katak ini biasa bersembunyi di balik serasah daun di dasar hutan, hingga kadang disebut katak serasah.

Biasanya katak bertanduk ini tidak banyak bergerak dan aktif pada malam hari, sehingga susah untuk ditemukan.

Katak ini biasa ditemukan di dataran menengah sampai dataran tinggi diketinggian 2.000 mdpl.

Katak ini mempunyai warna tubuh cokelat keabu-abuan sampai cokelat kemerah-merahan.

Terdapat bintik kehitaman di bawah mata dan sepasang bentol di belakang di antara kedua kakinya.

"Warna yang mirip serasah daun ini membantu katak bertanduk berkamuflase dengan kondisi hutan," ucapnya.

Tidak masuk daftar satwa dilindungi

Sementara itu, Dewan Pembina SCF Bernard T. Wahyu Wiryanta mengatakan, adanya temuan Katak Tanduk Jawa semakin memperkaya database keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana.

Meski tidak masuk dalam daftar satwa yang dilindungi pemerintah, temuan itu tetap dilaporkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Eksplorasi oleh Tim SCF ini merupakan bagian dari penyusunan pra kajian terkait usulan perubahan status kawasan Pegunungan Sanggabuana menjadi Taman Nasional," ucap dia.

Jadi indikator ekosistem

Bernard mengatakan, populasi Katak Tanduk Jawa memang sudah jarang ditemui.

Menurutnya, dengan ditemukannya Katak Tanduk Jawa di Sanggabuana, maka menjadi indikator positif.

Sebab, keberadaan katak ini sering dijadikan indikator lingkungan. Apabila masih ada katak bertanduk, berarti ekosistemnya masih bagus.

"Paling tidak ini menjadi indikator juga untuk upaya pelestarian dan perlindungan yang dikerjakan SCF berada dijalur yang benar. Keberadaan herpetofauna (binatang melata jenis amfibi dan reptil) sangat penting dalam rantai makanan dan menjadi bioindikator lingkungan," tambah Bernard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com