Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Travel Haji dan Umrah Berharap Kuota Haji Indonesia Bertambah 50 Persen

Kompas.com - 19/04/2022, 20:44 WIB
Farida Farhan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Pengusaha travel haji dan umrah berharap pemerintah melobi Arab Saudi agar kuota haji Indonesia ditambah.

Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersatu) Wawan Suhada berharap kuota haji Indonesia menjadi 50 persen dari kuota per 231 ribu jemaah saat kondisi normal 2019 untuk tahun 2022 ini.

"Kami harapkan 50 persen dari kondisi normal di 2019 lalu kuota untuk Indonesia sebesar 231 ribu karena Indonesia memiliki kekhususan sendiri. Karena Indonesia salah satu negara dengan muslim terbesar di dunia dan animo masyarakat dalam menjalankan ibadah haji itu sangat tinggi," ujar Wawan usai Munas Bersatu di Hotel Swisbellin Karawang, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Sekitar 800 Calon Jemaah di Kabupaten Malang Terancam Batal Berangkat Haji Tahun Ini

Diketahui, Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan bahwa mereka telah mengizinkan satu juta jamaah haji untuk berangkat pada tahun ini.

Namun, angka ini turun sangat signifikan dibanding tahun 2019 lalu atau sebelum pandemi Covid-19, yang mencapai 2,5 juta jamaah.

Pada tahun 2019, Indonesia mendapatkan kuota untuk pemberangkatan jamaah haji sebanyak 231 ribu.

Namun, hingga saat ini masih belum ada kepastian kuota haji untuk jamaah asal Indonesia.

Selain kuota haji, Wawan berharap pemerintah juga melobi soal batasan usia jemaah haji. Dimana tahun ini batas usia jemaah haji 65 tahun oleh pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, hal ini juga berdampak pada jumlah kuota haji international.

"Setidaknya untuk meningkatkan batas maksimal usia keberangkatan haji. Karena mayoritas usia jemaah haji di Indonesia lebih lebih banyak berusia di atas 65 tahun," tambahnya.

Dua isu itu menjadi topik utama dalam munsyawarah nasional (Munas) Bersatu di Karawang, Selasa (19/4/2022) ini.

Di samping itu, Bersatu juga mengapresiasi dihapusnya karantina bagi jemaah umrah. Hal ini memberikan efek positif berkurangnya biaya umrah dan peminatnya pun bertambah.

"Dengan dihapusnya karantina kami mendapatkan angin segar bahwa penyelanggaraan umrah sudah berangsur normal," ucapnya.

Biaya haji setelah karantina turun menjadi Rp 23 juta sampai Rp 25 juta. Dari sebelumnya sejak Januari 2022 sekitar Rp 27 juta sampai Rp 35 juta dengan karantina.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Sebut Pengunduran Diri Anak Haji Lulung Sebagai Anggota Dewan Masih Diproses

Selain harga, dihapusnya karantina baik di Indonesia dan Arab Saudi menjadi lama waktu umrah berkurang.

"Dulu paket min 12 hari, sekarang sudah bisa 9 hari saja," ucapnya.

Sejalan dengan turunnya harga, peminat umrah pun meningkat. Berdasarkan riser Bersatu, peminat umrah meningkat 30 sampai 40 persen.

"Tentu ini melihat daru kemampuan daya beli masyarakat. Pandemi menurunkan daya beli masyarakat," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Bandung
Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Bandung
Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Bandung
Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Bandung
Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Bandung
Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Bandung
Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Bandung
Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

Bandung
Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Bandung
Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Bandung
Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Bandung
Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com