Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Ungkap Dinamika Pemilihan Penjabat Daerah Menuju Pilkada Serentak 2024

Kompas.com - 10/05/2022, 20:49 WIB
Dendi Ramdhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Masa jabatan 101 kepala daerah di Indonesia akan tuntas tahun ini. Rinciannya, 7 gubernur, 76 bupati, dan 18 wali kota.

Kekosongan jabatan kepala daerah itu bakal diisi oleh Pj sebagai upaya transisi menuju Pilkada Serentak 2024.

Di Jawa Barat, ada tiga kepala daerah yang masa jabatannya habis tahun ini, yakni Kabupaten Bekasi (22 Mei 2022), Kota Cimahi (22 Oktober 2022), dan Kota Tasikmalaya (14 November 2022).

Baca juga: Cerita Ridwan Kamil Seleksi ASN untuk Penjabat Kepala Daerah...

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut menyoroti berbagai potensi konflik dalam pemilihan calon penjabat.

Menurutnya, beragam masalah akan mencuat lantaran durasi jabatan penjabat kali ini relatif panjang (sampai Pilkada 2024), meskipun ada opsi pergantian setelah setahun menjabat.

Salah satu yang ia soroti adalah mekanisme pemilihan penjabat.

Pria yang akrab disapa Emil menuturkan, dalam pemilihan Pj (bupati/wali kota), secara prosedur gubernur akan mengusulkan tiga calon nama penjabat bupati atau wali kota yang diurutkan berdasarkan penilaian internal.

Namun, gubernur tak berhak memilih lantaran keputusan akhir ada di tangan Kementerian Dalam Negeri. Masalah lain muncul saat calon yang dipilih justru bukan berasal dari tiga nama yang diusulkan.

"Kenyataannya, tidak semua urutan satu yang menurut kami dianggap optimal itu yang dipilih. Ada yang ranking dua, ranking tiga yang dipilih oleh keputusan Kementerian Dalam Negeri. Ada yang sama sekali ketiganya tidak dipilih."

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil dalam diskusi Kompas XYZ Forum "Penjabat Menguasai Daerah: Kebijakan Terarah vs Konservatisme Kebijakan yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (10/5/2022).

Karena itu, Emil meminta pemerintah pusat ikut mensosialisasikan seorang penjabat yang bukan berasal dari daftar nama yang diusulkan.

"Kondisi ini seringkali maaf tidak terkomunikasikan secara maksimal sehingga masukan saya tolong disituasi 2024 yang akan ada ratusan penjabat ini alasan memilih si A, B, C tidak hanya dikomunikasikan kepada pengusul tapi juga harus disosialisasikan ke masyarakat," ucap Emil.

Baca juga: Minim Pendapatan, 100 Mesin Parkir Peninggalan Ridwan Kamil di Kota Bandung Segera Direlokasi

Emil juga mengusulkan para penjabat terpilih mendapat pembekalan dari pemerintah pusat agar punya modal mengelola pemerintahan dan memiliki nilai kepemimpinan.

"Nah seringkali kami lihat evaluasinya, penjabat itu hanya jadi administratur, leadership itu kan gak hanya mengurusi manajemen administrasi, tapi juga bagaimana dia berkomunikasi dengan tokoh masyarakat, ulama, respons krisis, ada demo dan lainnya," tutur dia.

Emil mencontohkan, jabatan wali kota Cimahi akan habis pada 22 Mei 2022 dan akan diisi penjabat.

Jika performanya dinilai baik, maka ia akan diperpanjang dan mengemban jabatan hingga pelantikan kepala daerah terpilih yang diperkirakan dilaksanakan awal 2025.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut, Ridwan Kamil Minta Rumah Sakit Bersiap

"Ini yang saya khawatirkan kalau durasinya sangat panjang. Padahal filosofinya pejabat itu dipilih rakyat. Sementara, ini ada individu yang mengurusi hajat hidup rakyat durasinya itu sangat panjang bisa sampai 2,5 tahun," tuturnya.

Karena itu, kata Emil, pembekalan keilmuan bagi para penjabat sangat penting untuk menunjang proses adaptasi di masyarakat.

"Solusi dari saya si Pj ini disekolahkan dulu seperti saya saat menjabat wali kota Bandung. Saya kira itu solusi baik jadi Pj dikasih pembekalan how to lead how to survive dalam waktu panjang," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sempat Dikira Manekin, Pemulung Temukan Mayat Berdarah di Tasikmalaya

Sempat Dikira Manekin, Pemulung Temukan Mayat Berdarah di Tasikmalaya

Bandung
Tanah Longsor Hantam Rumah Warga di Puncak Bogor, 4 Orang Terluka

Tanah Longsor Hantam Rumah Warga di Puncak Bogor, 4 Orang Terluka

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 30 November 2023: Berawan hingga Hujan Petir

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 30 November 2023: Berawan hingga Hujan Petir

Bandung
Pompa Pengendali Banjir di Wilayah Bojongkulur Bogor Mulai Disiagakan

Pompa Pengendali Banjir di Wilayah Bojongkulur Bogor Mulai Disiagakan

Bandung
Transportasi Umum di Bandung Raya, Sudahkah Menjawab Kebutuhan Masyarakat?

Transportasi Umum di Bandung Raya, Sudahkah Menjawab Kebutuhan Masyarakat?

Bandung
Cerita Gunung Pinang asal Banten dan Pesan Moral

Cerita Gunung Pinang asal Banten dan Pesan Moral

Bandung
Kampanye di Bandung, Anies Ungkap Kurangnya Perhatian Pemerintah soal Sampah

Kampanye di Bandung, Anies Ungkap Kurangnya Perhatian Pemerintah soal Sampah

Bandung
Jumlah Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Ditambah Jadi 45 Kali Sehari

Jumlah Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Ditambah Jadi 45 Kali Sehari

Bandung
Protes UMP Jabar 2024, Buruh di Karawang 'Lumpuhkan' Jalan Raya Klari

Protes UMP Jabar 2024, Buruh di Karawang "Lumpuhkan" Jalan Raya Klari

Bandung
Dugaan Kebocoran Data Pemilih, Anies Minta Integritas Operator Diperhatikan

Dugaan Kebocoran Data Pemilih, Anies Minta Integritas Operator Diperhatikan

Bandung
Kenangan Anies di Bandung, Pernah Digerebek Saat Masih Jadi Mahasiswa

Kenangan Anies di Bandung, Pernah Digerebek Saat Masih Jadi Mahasiswa

Bandung
Pria di Bogor Hanyut Saat Membuat Konten di Sungai Cigamea

Pria di Bogor Hanyut Saat Membuat Konten di Sungai Cigamea

Bandung
Pabrik Penggilingan Padi di Kuningan Kemalingan, Beras 4 Ton Raib

Pabrik Penggilingan Padi di Kuningan Kemalingan, Beras 4 Ton Raib

Bandung
Ribuan Buruh Bandung Barat Jalan Kaki ke Gedung Sate, Tuntut Pj Gubernur Naikkan Upah Sesuai Rekomendasi Daerah

Ribuan Buruh Bandung Barat Jalan Kaki ke Gedung Sate, Tuntut Pj Gubernur Naikkan Upah Sesuai Rekomendasi Daerah

Bandung
Pemda Cirebon Gelar Gerakan Pangan Murah, Diserbu Warga

Pemda Cirebon Gelar Gerakan Pangan Murah, Diserbu Warga

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com