Sementara itu M (49) mengakui anaknya menjadi salah satu korban pemaksaan perkelahian di dalam video yang beredar.
Sedangkan yang menjadi lawan adalah anak tetangga yang kenal dekat dengan keluarganya.
"Dipaksa berkelahinya dua bulan lalu, namun saya dan keluarga mengetahui dua hari menjelang Lebaran," akui M saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa malam.
Menurut M, sebelum terbongkar kasus pemaksaan perkelahian, kedua anak yang menjadi korban mengalami trauma. Anaknya sempat mogok sekolah.
Berbagai alasan disampaikan agar siang harinya tidak pergi ke madrasah.
Sedangkan anak tetangga yang juga menjadi korban pemaksaan perkelahian akhirnya tinggal di rumah saudaranya dan tidak mau pulang ke rumah asalnya.
Anak itu ingin pindah rumah dan sekolah dari lingkungannya saat ini.
"Anak-anak sampai trauma ya. Anak saya masih kelas empat, sedangkan anak tetangga kelas enam," katanya.
"Anak tetangga sampai takut sama saya. Sehari setelah Lebaran kami bertemu dan saya bilangin bukan salah kamu," sambung M.
Terkait pelaporan kasusnya ke kepolisian, M menuturkan sebelumnya sempat ingin berkonsultasi pada lembaga perlindungan anak.
Namun karena masih libur Hari Raya Idul Fitri, konsultasi itu tidak optimal untuk dilakukan.
Akhirnya, lanjut dia, pada Senin (2/5/2022) melaporkan kasus dugaan pemaksaan perkelahian anak yang terekam dalam video itu ke Polsek Cibeureum.
Selanjutnya diarahkan ke Unit PPA Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota karena menyangkut permasalahan anak.
"Anak saya sudah divisum, ke rumah sakitnya juga didampingi petugas Unit PPA. Juga sudah diwawancara sama petugasnya," tutur dia.
M mengatakan selanjutnya kasus tersebut penanganannya diserahkan kepada pihak kepolisian.
"Bukan persoalan pidananya, tapi yang lebih penting ada pembinaan lebih lanjut agar anak-anak menjadi lebih baik. Karena ini kan menyangkut generasi penerus," kata dia.
"Saya berharap kasus ini berakhir pada anak saya dan tetangga saja yang menjadi korban. Tidak ada korban-korban berikutnya, dan terakhir di Sukabumi," harap M.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.