Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Anak SD di Sukabumi Diduga Dipaksa Berkelahi dan Dibuat Video, Polisi Lakukan Penyelidikan

Kompas.com - 11/05/2022, 08:28 WIB
Budiyanto ,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

 

Dua anak trauma

Sementara itu M (49) mengakui anaknya menjadi salah satu korban pemaksaan perkelahian di dalam video yang beredar.

Sedangkan yang menjadi lawan adalah anak tetangga yang kenal dekat dengan keluarganya.

"Dipaksa berkelahinya dua bulan lalu, namun saya dan keluarga mengetahui dua hari menjelang Lebaran," akui M saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa malam.

Menurut M, sebelum terbongkar kasus pemaksaan perkelahian, kedua anak yang menjadi korban mengalami trauma. Anaknya sempat mogok sekolah.

Berbagai alasan disampaikan agar siang harinya tidak pergi ke madrasah.

Sedangkan anak tetangga yang juga menjadi korban pemaksaan perkelahian akhirnya tinggal di rumah saudaranya dan tidak mau pulang ke rumah asalnya.

Anak itu ingin pindah rumah dan sekolah dari lingkungannya saat ini.

"Anak-anak sampai trauma ya. Anak saya masih kelas empat, sedangkan anak tetangga kelas enam," katanya.

"Anak tetangga sampai takut sama saya. Sehari setelah Lebaran kami bertemu dan saya bilangin bukan salah kamu," sambung M.

Terkait pelaporan kasusnya ke kepolisian, M menuturkan sebelumnya sempat ingin berkonsultasi pada lembaga perlindungan anak.

Namun karena masih libur Hari Raya Idul Fitri, konsultasi itu tidak optimal untuk dilakukan.

Akhirnya, lanjut dia, pada Senin (2/5/2022) melaporkan kasus dugaan pemaksaan perkelahian anak yang terekam dalam video itu ke Polsek Cibeureum.

Selanjutnya diarahkan ke Unit PPA Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota karena menyangkut permasalahan anak.

"Anak saya sudah divisum, ke rumah sakitnya juga didampingi petugas Unit PPA. Juga sudah diwawancara sama petugasnya," tutur dia.

M mengatakan selanjutnya kasus tersebut penanganannya diserahkan kepada pihak kepolisian.

"Bukan persoalan pidananya, tapi yang lebih penting ada pembinaan lebih lanjut agar anak-anak menjadi lebih baik. Karena ini kan menyangkut generasi penerus," kata dia.

"Saya berharap kasus ini berakhir pada anak saya dan tetangga saja yang menjadi korban. Tidak ada korban-korban berikutnya, dan terakhir di Sukabumi," harap M.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com