KOMPAS.com - Seorang ibu muda satu anak berinisial WS (31) dibunuh oleh mantan pacarnya berinisial M, di kediaman korban di Desa Jayamekar, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (8/5/2022) siang.
Ayah korban, Ujang Mimin (65) mengatakan, sebelum pembunuhan terjadi, M sempat meneror rumah mereka.
Baca juga: 5 Hari Sebelum Ibu Muda Dibunuh di Bandung Barat, Keluarga Korban Lapor Polisi, Disarankan Mediasi
Pelaku menggedor-gedor dan mengitari rumah selama tiga hari berturut-turut sejak malam takbir lebaran.
Baca juga: Pembunuhan Sadis Ibu Muda di Bandung Barat Bermula dari Laporan Teror yang Tak Digubris Polisi
Tak hanya itu, M juga mengancam membunuh korban dan keluarganya.
Baca juga: Pengejaran Pembunuh Ibu Muda di Bandung Barat Temui Titik Terang, Polisi Segera Tangkap Pelaku
Bahkan beberapa bagian rumah korban rusak akibat ulah pelaku.
Khawatir dengan ancaman pelaku, keluarga korban didampingi ketua RW setempat, melapor ke Polsek Padalarang.
Di kantor kepolisian, Ujang menjelaskan bahwa M telah meneror keluarganya dan merusak rumah mereka.
Namun, penjelasan dari keluarga WS ternyata tidak cukup meyakinkan polisi. Laporan terkait teror dan permintaan perlindungan dari kepolisian pun tidak membuahkan hasil.
"Di polsek enggak ditanggapi. Kata petugas polsek harus ada kerugian dulu senilai Rp 2 juta," jelas Ujang, saat ditemui di rumahnya, Selasa (10/5/2022).
Akibat laporan yang tak digubris, keluarga Ujang merasa khawatir dan terancam. Bahkan WS tidak berani keluar rumah setelah teror yang dilakukan pelaku bertubi-tubi.
Hingga lima hari berselang, pelaku masuk ke rumah WS dan menghabisi nyawa korban.
"Selang lima hari kemudian kejadian. Saya dan istri saya sedang berada di kebun. Anak saya di rumah sendirian," tutur Ujang.
Korban ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher dan perut.
Belakangan diketahui bahwa M tega menghabisi nyawa korban diduga karena sakit hati korban tak mau dinikahi olehnya.
Kanit Reskrim Polsek Padalarang, Iptu Ecep Karniman membantah pernyataan keluarga korban.
Menurutnya, tidak ada laporan resmi yang masuk terkait teror tersebut.
"Tidak ada laporan resmi kepada kami. Intinya saat ini kita sedang fokus kepada pengungkapan kasus masalah itu," kata Ecep, saat dihubungi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.