Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Titik Lokasi Dugaan Alih Fungsi Lahan Penyebab Banjir Bandang Sumedang Diteliti

Kompas.com - 13/05/2022, 17:01 WIB
Aam Aminullah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Tim ahli dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung meninjau tiga titik lokasi yang diduga menjadi penyebab banjir bandang di wilayah Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (13/5/2022).

Tim ahli dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung ini sengaja didatangkan oleh Tim Penyidik dari Polres Sumedang guna mengungkap penyebab pasti dari peristiwa banjir bandang yang menewaskan satu orang wisatawan asal Indramayu, Aira Dwi Rahmayunda (13).

Diketahui, banjir bandang di Desa Citengah yang menerjang kawasan wisata di sepanjang jalur sungai tersebut terjadi pada Rabu (4/5/2022).

Baca juga: Polisi Sebut Banjir Bandang yang Tewaskan Wisatawan Indramayu akibat Alih Fungsi Lahan di Hulu Sungai Sumedang

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, tim ahli tersebut meninjau tiga titik lokasi yang diduga menjadi penyebab banjir bandang.

"Kami bersama tim ahli melakukan pengecekan secara langsung ke tiga titik lokasi yaitu di kawasan wisata River Inn, Khalana, dan di wilayah Cisoka," ujar Dedi kepada Kompas.com di kawasan wisata River Inn, Jumat siang.

Dedi menuturkan, hasil kajian lapangan dari tim ahli ini nantinya menjadi salah satu rujukan untuk mengetahui penyebab sesungguhnya bencana banjir bandang. 

"Hari ini baru kajian lapangan, hasil kajian dari tim ahlinya seperti apa nanti kami sampaikan," tutur Dedi.

Dedi menyebutkan, selain meminta pendapat ahli, sejauh ini penyidik Polres Sumedang telah memeriksa sejumlah saksi.

"Sudah ada beberapa saksi yang kami periksa. Baik saksi yang mengetahui kejadian banjir bandang, maupun saksi dari pemilik obyek wisata. Ada dua orang pemilik obyek wisata yang sudah kami periksa," sebut Dedi.

Baca juga: Wisatawan Terseret Banjir Bandang Sumedang Ditemukan di Indramayu

Dedi menambahkan, penyelidikan dan penyidikan ini dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa kembali terjadi di waktu yang akan datang.

"Bila memang terjadi alih fungsi lahan tentunya akan kami proses sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan poinnya adalah ke depan, tidak lagi terjadi alih fungsi lahan di kawasan sungai atau hutan yang dapat menyebabkan terjadinya bencana hingga menelan korban jiwa," kata Dedi. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Bahas Program Makan Siang Gratis, Gibran: Ini Gagasan Konkret, Bukan Retorika

Bahas Program Makan Siang Gratis, Gibran: Ini Gagasan Konkret, Bukan Retorika

Bandung
Cara Pemkot Bandung Atasi Jeratan Rentenir

Cara Pemkot Bandung Atasi Jeratan Rentenir

Bandung
Dua Petani di Sumedang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh

Dua Petani di Sumedang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh

Bandung
Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Bandung
Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan 'Suami'

Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan "Suami"

Bandung
Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Bandung
Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Bandung
Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Bandung
Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Bandung
Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Bandung
Kasus Dugaan 'Bullying' Siswa SD di Sukabumi Dilaporkan sejak Oktober, Polisi Sebut Masih Diselidiki

Kasus Dugaan "Bullying" Siswa SD di Sukabumi Dilaporkan sejak Oktober, Polisi Sebut Masih Diselidiki

Bandung
Ralat Pernyataan, Mahfud MD Pastikan OTT KPK Sudah Cukup Bukti

Ralat Pernyataan, Mahfud MD Pastikan OTT KPK Sudah Cukup Bukti

Bandung
Tangis Wariha, Anak Kesayangannya Tewas Dianiaya Polisi di Subang: Salah Anak Saya Apa?

Tangis Wariha, Anak Kesayangannya Tewas Dianiaya Polisi di Subang: Salah Anak Saya Apa?

Bandung
7 Cara Unik Dedi Mulyadi Sosialisasikan Prabowo-Gibran: Lomba Joget Gemoy

7 Cara Unik Dedi Mulyadi Sosialisasikan Prabowo-Gibran: Lomba Joget Gemoy

Bandung
Kampanye di Tanah Kelahirannya Kuningan, Anies Tawarkan Program 'Pasar Amin'

Kampanye di Tanah Kelahirannya Kuningan, Anies Tawarkan Program "Pasar Amin"

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com