Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Optimistis Wabah PMK Teratasi Sebelum Idul Adha

Kompas.com - 18/05/2022, 18:56 WIB
Aam Aminullah,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) sudah tersebar di 48 kabupaten/kota di 16 provinsi Indonesia.

Meski begitu, Mentan SYL mengaku optimistis wabah PMK yang menyerang hewan ternak ini dapat teratasi sebelum datangnya Idul Adha 1443 Hijriah.

SYL mengatakan, peternak maupun masyarakat tidak perlu panik karena PMK tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca juga: Mentan SYL Apresiasi Penanganan Cepat Boyolali terhadap Sapi Terjangkit PMK

"Kami jajaran pemerintah, khususnya dari Kementerian Pertanian terus bergerak untuk mengantisipasi perkembangan suspek dari PMK ini," ujar SYL kepada sejumlah wartawan usai meninjau kandang ternak milik peternak sapi di Dusun Cikeuyeup, Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu (18/5/2022) sore.

SYL menuturkan, Kementerian Pertanian akan terus bergerak melakukan intervensi terhadap 48 kabupaten/kota yang telah terpapar wabah PMK tersebut.

"Kami menetapkan tiga zona untuk daerah yang telah terpapar. Ada zona merah, kuning, dan hijau. Bagi daerah yang sudah kena, kami minta untuk melakukan lockdown (lalu lintas jual beli ternak antardaerah). Zona hijau pun tetap kami berikan intervensi agar tidak kena," tutur SYL.

Baca juga: Mentan: Sapi yang Terjangkit PMK Tidak Akan Dimusnahkan

Ia menyebutkan, keputusan lockdown suatu daerah berada pada zona merah merupakan kewenangan dari tiap kepala daerah, mulai dari gubernur hingga bupati.

"Untuk daerah yang sudah zona merah, kita lakukan seluruh proses dan protap yang ada. Antara lain dengan program permanen sistem yang akan kita terapkan," sebutnya.

SYL optimistis wabah PMK dapat segera teratasi karena proses penyembuhan hewan yang terkonfirmasi positif bisa berlangsung cepat dengan tingkat kematian yang sangat rendah.

"Hewan yang positif PMK bisa disembuhkan dan wabah ini tidak berbahaya bagi manusia. Dengan pola intervensi daerah ini, kita berharap menghadapi Idul Adha wabah ini dapat segera kita atasi," katanya.

Di tempat yang sama, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, selain telah melarang hewan ternak dari luar daerah masuk ke Sumedang, pihaknya juga telah melakukan intervensi di lokasi kandang yang telah terjangkit wabah PMK di wilayah Desa Cilayung.

"Kami terjunkan 17 dokter hewan ke sini (Cilayung) dan melakukan intervensi agar tidak menyebar ke peternak lainnya di Sumedang. Sampai saat ini, wabah PMK baru ada di satu lokasi ini," ujar Dony kepada Kompas.com.

Sementara itu, pemilik ternak sapi yang hewan ternaknya telah terjangkit wabah PMK di Desa Cilayung, Jajang Nurjaman mengatakan, dari 21 ekor sapi yang ia ternak, ada 11 yang mengalami sakit dengan suspek PMK.

"Hasil lab ada dua sapi yang positif PMK, 9 lainnya juga mengalami sakit yang sama dengan dua sapi yang sudah dinyatakan positif," ujar Jajang.

Jajang menuturkan, ia membeli sapi tersebut dari peternak asal Purwakarta.

"Sebelumnya saya beli sapi ini dari Purwakarta. Kata yang dari Purwakarta, sapinya ini dibeli dari Situbondo. Dengan adanya wabah ini, saya sudah menghentikan jual beli sapi untuk sementara. Harapannya, sapi-sapi saya bisa kembali sehat, wabah segera pergi, karena biasanya menjelang Idul Adha ini, transaksi jual beli sapi sangat tinggi," kata Jajang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com