Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Bocah 14 Tahun di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara

Kompas.com - 23/05/2022, 16:20 WIB
Farida Farhan,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - T (26), tersangka pembunuhan S (14) terancam hukuman 15 tahun bui.

T menganiaya hingga tewas adik iparnya S, kemudian merekayasa kematian korban tampak seperti gantung diri.

Kapolres Karawang AKBP Aldi Subrtono mengatakan, T ditetapkan tersangka atas penganiayaan fisik terhadap anak.

Baca juga: Motif Kakak Ipar Aniaya Bocah 14 Tahun hingga Tewas di Karawang, Kesal Korban Sering Keluar Rumah

Ia disangkakan Pasal 80 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagai mana diubah dan ditambah dengan UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi U. 

"Ancaman hukumannya 15 tahun penjara," kata Aldi saat memberikan keterangan pers di Mapolres Karawang, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Bocah 14 Tahun di Karawang Sempat Diduga Bunuh Diri, Ternyata Tewas Dianiaya Kakak Ipar

Aldi menyebut butuh empat hari bagi pihaknya untuk mengungkap kasus tewasnya S hingga penetapan tersangka.

S awalnya dilaporkan tewas karena bunuh diri.

Namun karena polisi dan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat menemukan kejanggalan, serangkaian penyelidikan dan penyidikan pun dilakukan.

Mulai dari pemeriksakan saksi-saksi, olah tempak kejadian perkara (TKP), hingga otopsi terhadap jasad korban.

"Sore harinya (Jumat) kami menetapkan tersangka," kata Aldi.

Merekayasa kematian korban

Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy menyebutkan, dari hasil otopsi yang disampaikan oleh pihak RS Kramatjati Polri ditemukan sejumlah tanda kekerasan.

T diketahui menampar muka S beberapa kali hingga pingsan. T kemudian membenturkan kepala S ke tembok jembatan.

"Dari hasil otopsi, S meninggal bukan karena benturan di kepala. Melainkan jerat tali di leher," kata Tomy.

Tomy menyebutkan, T mengira S meninggal dunia saat pingsan usai dibenturkan.

T kemudian kebingungan dan sempat mengecek kondisi napas S.

Karenanya, ia merekayasa kematian korban tampak seperti bunuh diri dengan cara mengikat tali pada leher yang dikaitkan pada batang kayu.

Batang kayu itu diletakkan di rongga kolong jembatan.

Ditemukan seperti gantung diri

Diberitakan sebelumnya, S ditemukan seperti bunuh diri dengan seutas tali di bawah jembatan tol Jakarta-Cikampek di belakang KIIC, Dusun Pajaten, RT 003, RW 002, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Senin (9/5/2022) pukul 19.00 WIB.

Terungkap, bocah 14 tahun itu ternyata dianiaya hingga tewas oleh kakak iparnya berinisial T.

T kemudian langsung diamankan polisi dan ditetapkan tersangka.

Adapun T menganiaya S lantaran kesal perkara bensin, cekcok rumah tangga, dan kerap pergi dari tempat tinggal.

Bingung S tak sadarkan diri, T kemudian mensiasati kematian S tampak seperti gantung diri.

Namun, posisi batang kayu yang digunakan untuk menggantung tambang jaraknya hanya satu meter dengan jasad S.

Saat ditemukan, jasad S pun tertelungkup. Kejanggalan itu membuat kepolisian dan Komnas PA mengungkap kasus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Lahiran di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Lahiran di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com