Ia khawatir ketidaktahuan masyarakat menjadi peluang untuk pedagang "nakal" menjalankan aksinya, seperti menjual sapi sakit ke pedagang hewan kurban.
"Konsen kita konsen ke masyarakat kecil, mungkin ada bandar yang nakal, di Jatim ada yang jual Sapi murah karena sakit. Masyarakat kecil yang tidak tahu apa apa dibelilah sama dia, jadi bom waktu, makanya saya koordinasi setiap waktu dengan RW dan Kadus, kalau ada sapi yang dicurigai saya langsung ke sana," kata dia
"Kemarin ada laporan juga ada sapi dari jatim, besoknya Jumat saya pergi dengan kepolisian saya cek sapinya sehat dan ada SKKH," sambung dia.
Selain itu, pihaknya meminta agar warga yang akan membeli hewan kurban, harus terlebih dahulu mempertanyakan SKKH pada pedagang.
"Karena ini faktor penyakit tapi soal ekonomi apalagi dekat Idul Adha karena ada bandar-bandar agak nakal bisa main nih," kata Angga.
Mengantisipasi SKKH palsu, ia menghimbau masyarakat agar memperhatikan beberapa hal, seperri Cap asli (basah), dan Hologram (jika ada).
Baca juga: Menunjukkan Gejala PMK, 10 Sapi di Kota Bandung Diisolasi
"Terkait legalitas agar tak mudah dipalsukan, cek cap nya, kemudian hologram karena di beberapa daerah seperti Jatim sudah pakai itu. Kebanyakan ini SKKH fotokopian, kalau sudah dipastikan dua hal tadi, pasti aman," jelasnya.
Apabila ada hewan ternak dari liar daerah yang terlanjur sudah di kirim ke wilayah binaannya. Pihaknya mengaku akan segera mengkarantina hewan tersebut.
"Silakan laporkan ke kita, nanti akan dikarantina dua minggu, tidak harus dipindahkan ke tempat yang berbeda tapi bisa juga di kandang pembeli dengan pantauan kita," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.