BANDUNG, KOMPAS.com - Sudah 20 tahun lebih, Ohin (62) warga Kampung Pasir Huut, RT 04 RW 08, Desa Bojong, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengalami lumpuh.
Selama kurun waktu itu pula, ia sudah tak tahu lagi situasi dan kondisi di luar rumahnya. Sehari-hari, Ohin hanya bisa tidur terlentang di rumahnya yang seluas 5x4 meter.
Apalagi pasca longsor yang memporak pondakan rumahnya pada Minggu (13/3/2022) lalu, ia hanya bisa berdiam di tengah rumah dan terasnya.
Pasalnya tembok bagian dapur dan kamar mandinya rubuh tertimpa material longsor.
Baca juga: 2 Bulan Pasca Longsor Nagreg, Pemda Belum Perbaiki TPT dan 3 Rumah Terdampak
Saat longsor terjadi dua bulan lalu, Ohin baru selesai mandi. Kemudian ia mendengar suara ledakan.
Hanya hitungan detik, tiba-tiba material batu, tanah, air dan lumpur menimpa sebagian rumahnya.
Karena kondisi lumpuh, ia hanya bisa bergerak menyeret badan dengan kedua tangannya menuju ruang tengah dan kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut karena ketakutan.
"Saya aja kena lumpur dan airnya, kan waktu itu hujan. Gak lama, saya minta tolong ke saudara saya, kemudian saudara datang dan kaget ada longsor," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).
Melihat kondisi rumahnya yang roboh akibat longsor dan tak kunjung diperbaiki, Ohin mengaku hanya bisa pasrah dan menunggu tergeraknya hari pemerintah setempat atau pemerintah daerah (Pemda).
"Saya kan tidak bisa kemana-mana, jadi minta bantuan saja, modal tidak punya, sampai sekarang pemerintah desa tidak ada," kata dia.
Kepada Kompas.com, Ohin merasa terharu Pimpinan Daerah seperti Bupati Bandung sempat turun dan melihat kondisi longsor dan warga yang terdampak.
Namun ia kecewa, Bupati tak menepati janjinya. Saat itu, kata dia, Bupati Bandung memerintahkan jajarannya untuk segera mengangkut material longsor dan segera memperbaiki rumah yang terdampak.
"Waktu Bupati datang bilang harus segera diperbaiki, karena mau menghadapi bulan suci Ramadan, tapi sampai sekarang belum ada, bahkan gundukan meterial pun masih gitu aja," ujar dia.
Sementara pemerintah setempat hanya meminta ia dan warga yang terdampak lainnya untuk terus bersabar.
"Ya diminta sabar terus, udah mah kondisi saya kaya gini, tinggal sendirian, saya harus terus diminta sabar, saya cuma bisa pasrah aja," ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.