Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pandi, "Orang Gila" Asal Rancaekek yang Membuat Sampah Jadi Karya Indah

Kompas.com - 24/05/2022, 22:46 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Saya juga awalnya terkejut kenapa harus sampah pampers padahal bahan lain juga banyak, namun beliau hanya memberikan informasi saja, terkait bagaimana membuatnya," kata dia.

Pandi mengaku, setelah mendapatkan inspirasi dari dosen ITB, ia lantas mencoba membuat karya seni dari diapers.

"Dua hari saya tidak tidur untuk menemukan cara saya sendiri. Alhasil saya pun bisa menciptakannya," kata Pandi.

Proses membuat karya seni dari sampah khususnya diapers, kata Pandi, tak semudah membalikan tangan.

Berulang kali gagal dalam proses membuat karya seni tak membuat ia menyerah. Benar saja, proses tak mengkhianati hasil, Pandi berhasil membuat pot dan vas bunga dari sampah diapers.

"Sempat karena saya tidak sabar dalam proses pembuatan tersebut, akhirnya saya pun gagal. Namun justru dari kegagalan itulah yang menghantarkan saya menjadi tau bagaimana cara membuatnya jadi berhasil," terangnya.

Sukses membuat pot dan vas bunga dari diapers tak lantas membuat ia berpuas hati. Ekperimen seninya terus berkembang.

Bahkan, ia menciptakan bonsai dari kayu bakar dan diapers, kemudian lukisan dari ban bekas, serta ornamen barang dari serpihan sampah kaca.

Pun dengan sampah masker ketika masa Pandemi Covid-19, ia buat menjadi sebuah lukisan.

"Setelah saya berhasil membuat pot akhirnya saya lanjut membuat replika bonsai seperti ini. Lukisan dari ban mobil bekas juga saya membuatnya, ini saya ambil yang besarnya kemudian pot yang serpihannya jadikan pigura untuk lukisan, masker juga saya buat lukisan. Ornamen-ornamen dari barang pecah bekas seperti gelas bekas, piring pecah dan lainnya saya pun jadikan sebuah karya seni," beber dia.

Manfaatkan 1 ton sampah diapers

Pandi mengaku khusus untuk karya seni yang diolah dari bahan diapers, ia telah menghabiskan lebih dari satu ton sampah diapers.

"Kalau dihitung-hitung kita dari 2019 sampai sekarang sudah lebih dari satu ton sampah diapers untuk pembuatan karya," katanya.

Dalam proses pembuatan karya seni, lanjut dia, tidak bisa dihitung secara konkret kecepatan produksinya.

Pandi Mulyana berhasil membuat karya seni dari pelbagai jenis sampah. Ide tersebut muncul ketika Ia merasa geram melihat kondisi sampah yang bertahun menumpuk di dekat rumahnya di Kampung Babakan Asta RT 02 RW 11, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Pandi Mulyana berhasil membuat karya seni dari pelbagai jenis sampah. Ide tersebut muncul ketika Ia merasa geram melihat kondisi sampah yang bertahun menumpuk di dekat rumahnya di Kampung Babakan Asta RT 02 RW 11, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Pasalnya, setiap karya seni yang ia ciptakan memiliki karakter dan tingkat kesulitan yang berbeda.

"Satu karya sendiri dalam segi waktu pembuatannya beragam, ada satu hari bisa juga lebih, tergantung pada cuaca karena yang paling lama adalah proses pengeringan kan medianya menggunakan semen. Pengeringan bisa dilakukan dua hingga tiga hari," ungkapnya.

Sejauh ini, Pandi tak pernah kesulitan mendapatkan sampah. Malah sebaliknya, ia pernah mengalami kebingungan akibat kelebihan sampah di rumahnya.

"Saya tidak pernah kesulitan bahan, justru sempat kebanyakan, karena berbagai bahan sampai dilingkungan sekitar kita juga sangat banyak bisa didapatkan," tuturnya.

Bahkan, ia pernah mendapatkan pampers sebanyak 1 ton untuk diolah menjadi sebuah karya seni.

"Sempat ada salah satu kejadian ada yang memberikan donasi diaper retur satu ton masih layak pakai, namun saya bagikan terlebih dahulu ke masyarakat supaya dimanfaatkan terlebih dahulu, baru setelah digunakan dan menjadi sampah saya ambil kembali," tuturnya.

Kendati begitu, tak ada secuil niat di hatinya untuk menjual karya seninya. Namun ia tak menolak apabila ada yang menginginkan atau memilki buah karyanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com