Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Situs Candi Bojong Menje: 20 Tahun Tak Ada Perkembangan dan Terbengkalai

Kompas.com - 27/05/2022, 16:27 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sudah hampir 20 tahun situs cagar budaya Candi Bojong Menje di Kampung Bojong Menje RT 03 RW 02, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung Jawa Barat, terbengkalai.

Setelah proses eskapasi (penggalian) pertama pada 2002-2004, penggalian lanjutan dan penelitian situs Candi Bojong Menje tak mengalami perkembangan, bahkan jauh dari signifikan.

Juru Pelihara Dadang Nugraha (30) mengatakan, sejak penggalian pertama hingga saat ini, baik proses eskapasi lanjutan dan penelitian yang bersifat komprehensif belum dilakukan lagi.

"Kalau untuk perkembangannya sampai saat ini masih belum ada, hanya sebatas eskapasi atau penggalian awal aja, belum ada tindak lanjut atau penelitian yang komprehensif untuk candi ini," katanya ditemui di lokasi, Jumat (27/5/2022)

Baca juga: Kronologi Hilangnya Anak Pertama Ridwan Kamil Saat Berenang di Swiss

Pria yang akrab di sapa Danu ini membenarkan proses eskapasi dan penelitian hanya berlangsung selama dua tahun yakni, rentan waktu 2002-2004.

Padahal dari hasil tes lab pada proses penelitian awal, disebutkan Candi Bojong Menje sudah ada sejak abad ke 6 Masehi.

Bahkan, disinyalir Candi ini sudah terbangun ketika masa kejayaan kerajaan Hindu Tarumanegara.

"Betul, hanya dua tahun saja, awal 2002 dilanjut ke 2003 dan sampai 2004 tidak perkembangan sampai saat ini. Hasil lab menyebut candi sudah ada di abad ke 6, katanya masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara," ujarnya.

Menurut hasil penelitian, Candi Bojong Menje bukan tipe candi yang tunggal, namun komplek.

Danu menyebut kemungkinan komplek Candi Bojong Menje memiliki luas 30 hektar.

Ia menjelaskan, batas sebelah utara yakni Jalan Provinsi (Rancaekek-Cicalengka), Barat dan Timur yaitu Sungai Cimande, sedangkan Selatan perbatasan Jalan Desa Cangkuang.

"Keseluruhan indikasinya itu sampai 30 hektar. Paling yang menjadi patokan atau batas wilayah itu aliran sungai, tim ahli juga mengatakan seperti itu. Kalau di lihat dari denah lokasi ya meliputi beberapa desa," tuturnya.

Baca juga: Di Bawah Panas Terik, Umat Buddha Hikmat Ikuti Detik-detik Waisak 2022 di Candi Borobudur

Saat ini kondisi candi sangat mengkhawatirkan. Pantauan Kompas.com bebatuan candi terlihat menumpuk, beberapa sudah dipenuhi lumut.

Tak hanya itu, bebatuan dibiarkan terkena sinar matahari, walhasil sepintas tak ada yang membedakan antara batu sungai dan batu-batuan candi.

Batuan candi dikumpulkan di tengah, di ujungnya dibatasi dengan pondasi yang berjejer dari ujung ke ujung sehingga membentuk segi empat dengan luas 6X6 meter.

Danu mengatakan, pondasi tersebut awalnya disiapkan untuk penutup bebatuan candi.

Hal itu untuk menjaga kualitas batu candi, namun apa daya, penutup yang ditahan hanya dengan bambu dan atapnya ditutup menggunakan asbes pun sempat ambruk.

"Awalnya pake penutup, dan di bawahnya pake pondasi terus kayu di buat kaya atap rumah aja, cuma sempat ambruk. Terus saya renovasi seadanya diikat ke pagar atau pohon tapi khawatir pas ada pengunjung yang datang terus ambruk lagi, jadi antisipasi saya cabut aja," ujarnya.

Kondisi Candi Bojong Menje di Kabupaten Bandung. Candi tersebut tidak terawat dan terbengkalai. KOMPAS.com/M ELGANA MUBAROKAH Kondisi Candi Bojong Menje di Kabupaten Bandung. Candi tersebut tidak terawat dan terbengkalai.

Banjir dan Dikelilingi Pabrik

Terbengkalainya kondisi Candi Bojong Menje bukan tanpa alasan. Danu menyebut, lokasi candi dikelilingi pabrik tekstil.

"Betul ada dua PT Wiratama dan PT Hikaron yang bergerak di bidang tekstil," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com