Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Fenomena "Upwelling", Ikan di Waduk Darma Kuningan Diobral Murah

Kompas.com - 01/06/2022, 09:14 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.com – Fenomena Upwelling yang terjadi pada pekan terakhir Mei 2022 membuat para petambak Kolam Jaring Apung (KJA) Waduk Darma, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat bersedih.

Mereka terpaksa mengobral ikan-ikan yang selama ini dibesarkan dengan harga murah. Ini dilakukan untuk meminimalisasi risiko kerugian yang berkali lipat apabila tidak diobral.

Ikin Sodikin, salah satu petambak KJA yang ditemui Kompas.com di Desa Jagara, membenarkan kejadian itu.

Baca juga: 10 Ton Ikan di Waduk Darma Kuningan Mati Mendadak, Ini Penyebabnya

 

Dia mengeluh karena selama satu pekan, 23-28 Mei 2022, sebagian ikan yang dibudidayanya banyak yang mabuk.

“Satu minggulah. Setiap hari ada saja yang mabuk. Bukan hanya saya, semuanya (petambak KJA lain) sama. Ada yang mati, ada yang mabuk. Yang mati langsung dibuang atau dikubur. Yang mabuk dijual murah,” kata Ikin kepada Kompas.com saat ditemui di kawasan waduk pada Senin (30/5/2022) petang.

Ikin menjelaskan, dirinya dan seluruh pembudidaya di KJA Waduk Darma, membudidaya ikan Mas dan ikan Nila.

Biasanya mereka menjual harga kedua ikan itu dari angka Rp 25.000–35.000 perkilogram. Namun, karena dampak ini, ikan dengan kondisi mabuk dijual sekitar Rp 10.000–15.000 perkilogram.

Dia menyebut, pada fenomena kali ini ada sekitar 5 ton ikan yang mati mendadak dan juga mabuk selama satu pekan.

Baca juga: Hilang Saat Memancing Ikan, 2 Nelayan di NTT Ditemukan Selamat

Jumlah itu hitungan kasar bersama teman-teman petambak KJA yang tinggal di Desa Jagara Kecamatan Darma, belum termasuk desa lainnya.

Ikin adalah satu dari puluhan bahkan ratusan warga yang memilih menjadi pembudidaya ikan di Kolam Jaring Apung. Usia usahanya sudah lebih dari 10 tahun.

Setiap tahun, dia dan pembudidaya lainnya mengalami hal yang serupa, yakni fenomena upwelling. Jumlahnya bahkan bisa lebih banyak dari ini.

Fenomena Upwelling menurut Ikin membuat ikan-ikan mabuk, dan yang tidak kuat, akan mati.

Itu terjadi karena perubahan iklim. Ikan tidak mendapatkan pasokan oksigen yang baik sehingga tidak dapat bertahan hidup, mabuk, dan mati.

Dia berusaha menyelamatkan ikan yang tersisa 6 kolam. Masing-masing kolam berisi sekitar 4 kwintal ikan.

Baca juga: Remaja Hilang Saat Cari Ikan, Ternyata Dipukul dan Didorong Temannya ke Laut

Lili, salah satu bakul atau penjual ikan dari pembudidaya menyampaikan, selama satu pekan, tepi waduk seperti pasar ikan. Sebagian besar pembudidaya langsung menjual setelah mengambil ikan-ikan yang mabuk di tengah waduk.

“Wah panjang a. Berjejer di sini, sampai sana. Jadi yang punya ikan ambil ikan dulu, terus membawa ke pinggir,dan langsung dijual. Wah panjang. Berjejer dari sana sampai sana,” Jelas Lili kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi, Senin (30/5/2022).

Lili meyakinkan dengan bukti video yang menjadi dokumentasi dirinya. Fenomena ini hampir setiap tahun, dan meski belum cukup umur, tapi kalau sudah mabuk, ikan harus segera dijual kalau tidak akan segera mati dan bau.

Terjadi di 3 Desa

Denni Rianto, Kepala Bidang Perikanan, Dinas Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Kuningan membenarkan ribuan ikan mati tersebut.

Berdasarkan data sementara, ada 10 ton ikan mati mendadak dari total tiga desa yakni: Desa Cipasung, Darma, dan Jagara Kecamatan Darma. Kejadian ini berlangsung selama satu pekan 23 - 28 Mei 2022.

“Data sementara ada 10 ton ikan. Ada yang mabuk dan ada yang mati. Ini data sementara ya,” kata Denni kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya Senin (30/5/2022).

Jumlah tersebut, lebih baik dibanding sebelumnya. Pasalnya, di tahun 2019 – 2020, kematian tertinggi pernah mencapai 50–90 ton.

Penurunan ini terjadi karena tim Dinas Perikanan dan Peternakan melakukan pencegahan secara massif.

Denni terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para warga untuk mengatasi fenomena kematian ikan-ikan ini.

Mengenal Upwelling

Fenomena ini, sambung Denni, dikenal sebagai istilah “Upwelling”. Upwelling adalah fenomena air di bagian dasar yang tiba-tiba naik ke permukaan air. Air yang ada di permukaan berputar ke dasar.

“Upwelling ini adalah perputaran air. Air yang di atas ke bawah, dan yang ada di bawah ke atas. Hal ini bisa terjadi karena berat jenis air yang berbeda akibat adanya perubahan suhu yang signifikan, dalam waktu beberapa lama. Kejadian yang kemarin itu perubahan suhu cukup lama disertai hujan deras, sehingga air dingin, berat, dan terjadi upwelling,” jelas Denni.

Sedangkan air yang berada di bagian bawah atau dasar laut memiliki kandungan amoniak yang tinggi, dan rendah oksigen terlarut. Akibatnya ikan-ikan ini kesulitan bernapas. Ikan kekurangan oksigen, kemudian mabuk, yang tidak kuat akan mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com