KUNINGAN, KOMPAS.com–Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terus melakukan penanganan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ratusan ekor sapi perah.
Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Kabupaten Kuningan mengumpulkan sejumlah peternak sapi dari beberapa desa, di Kantor Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Nugraha Jaya (KNJ) Cigugur, Kamis (2/6/2022) siang.
Pemerintah juga mengajak sejumlah pengurus koperasi yang menaungi para peternak sapi.
Baca juga: Terdampak Fenomena Upwelling, Ikan di Waduk Darma Kuningan Diobral Murah
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah menyampaikan perkembangan PMK yang kian merebak.
Hari ini 260 sapi perah terinfeksi PMK di wilayah Blok Cigeureung, Cipari, Puncak dan beberapa blok lainnya.
Kondisi ini, semakin serius dan perlu penanganan bersama. Pemerintah meminta penerapan lockdown di pintu-pintu masuk tiap blok diperketat.
Pasalnya, PMK mudah menyebar dengan berbagai media, termasuk hanya melalui udara atau menempel di media lain.
Dokter Hewan Medik Veteriner Dinas Perikanan dan Peternak Kabupaten Kuningan, Rofiq, menerangkan jumlah penambahan kasus PMK semakin bertambah dari hari ke hari.
Baca juga: Kasus PMK Kabupaten Bandung Capai 1.267 Ekor, Pemda Geser Anggaran untuk Menanganinya
Berbagai penanganan dilakukan banyak pihak. Penyuntikan obat antibiotik, anti demam, anti peradangan, dan juga vitamin tak henti dilakukan. Namun, jumlah obat-obatan sangat minim.
“Melihat kasus yang semakin bertambah, ketersediaan obat-obatan tidak akan cukup. Untuk Blok Cigeureung saja, obat masih tidak cukup,” kata Rofiq kepada Kompas.com di Kuningan, Kamis.
Rofiq menyebut, ada sekitar 1.500 ekor sapi perah yang tersebar di Blok Cigeureung.
Jumlah itu tidak sebanding dengan ketersediaan obat yang hanya mencukupi untuk 200 - 300 ekor sapi perah. Akhirnya, kata Rofiq, obat-obatan yang ada, saat ini hanya untuk sapi sakit.
Jumlah kekurangan obat-obatan ini akan lebih jauh terlihat apabila dibandingkan antara ketersediaan obat dengan populasi sapi di Kabupaten Kuningan.
Baca juga: Kasus PMK di Lombok Timur Capai 7.488, Pemkab Akui Kekurangan Dokter Hewan
Hingga Kamis (2/6/2022), tercatat populasi sapi di Kabupaten Kuningan mencapai sekitar 36.000 ekor. Sebanyak 7.000 ekor sapi perah, dan 29.000 ekor sapi potong.
“Langkahnya, kami akan berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Barat untuk meminta bantuan obat-obatan untuk penanganan PMK di Kabupaten Kuningan. Tak hanya itu, kami juga meminta bantuan ke tingkat pusat,” tambah Rofiq.
Ditemui terpisah, Bupati Kuningan Acep Purnama, mengakui adanya kendala kekurangan obat-obatan tersebut.
Dia menyadari ketersediaan obat-obatan dalam penanganan kasus PMK masih sangat minim.
Atas dasar itu, Acep akan berkoordinasi dengan pemerintah di atasnya untuk mencari cara permintaan bantuan obat-obatan.
“Dalam waktu dekat, kami akan berusaha mencari ke Provinsi Jawa Barat maupun ke pusat, termasuk ke kementerian, termasuk anggaran kami juga. Kami akan melakukan penambahan obat-obatan agar PMK segera tertangani,” kata Acep.
Baca juga: Suspek PMK di Gunungkidul Capai 65 ekor, Peternak Diminta Mandi Sebelum Masuk Kandang
Di sisi lain, Acep mengajak para koperasi untuk bersama-sama melakukan penanganan utamanya pemberian obat-obatan kepada tiap anggota masing-masing.
Peternak juga harus rajin menjaga kebersihan lingkungan kandang agar sapi yang sedang sakit, tidak malah memburuk karena kotor, dan justru harus semakin sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.