CIMAHI, KOMPAS.com - Sejumlah spanduk penolakan aktivitas kelompok Khilafatul Muslimin membentang di beberapa titik jalan wilayah Kota Cimahi.
Spanduk penolakan itu muncul setelah ramai aksi konvoi yang dilakukan oleh kelompok Khilafatul Muslimin di wilayah Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Minggu (29/5/2022) lalu.
Pesan dalam spanduk tersebut berisi penolakan terhadap ide khilafah yang dikampanyekan oleh Khilafatul Muslimin melalui selebaran yang dibagikan kepada masyarakat sepanjang konvoi mereka.
Baca juga: Pimpinan Khilafatul Muslimin Belum Mau Bahas Konvoi: Ana Lagi di Polres Garut
Spanduk penolakan itu sengaja dipasang oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor di sejumlah ruas jalan di Kota Cimahi yang dilalui Khilafatul Muslimin saat konvoi.
"Memang dari Ketum di pusat belum ada arahan apa-apa. Tapi kami dari PC GP Ansor Cimahi sepakat pasang spanduk di 9 titik Kota Cimahi menolak Khilafatul Muslimin. Langkah ini sudah disetujui PW GP Ansor Jabar," ujar Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kota Cimahi, Salman Faris, Kamis (2/5/2022).
Salman mengatakan, secara kelembagaan GP Ansor bersepakat menolak keberadaan kelompok Khilafatul Muslimin, terlepas ide khilafah yang diusung.
"Jadi yang ditolaknya itu kelompoknya, bukan pahamnya. Kalau pahamnya yang dimunculkan di spanduk, takut memantik eks-eks FPI dan HTI. Nanti malah jadi ramai lagi. Karena kalau dibiarkan nanti negara akan kerepotan," kata Salman.
Salman menegaskan, GP Ansor hanya ingin masyatakat kondusif khususnya di wilayah Kota Cimahi. Terlepas apapun ide yang diusung, Salman hanya khawatir gerakan dari Khilafatul Muslimin bisa mengganggu stabilitas negara.
"Takutnya mereka nanti mengganggu stabilitas negara. Kemarin kan sudah ada stetmen dari BNPT, mereka menampakkan diri saat mau hari Kesaktian Pancasila, seolah-olah memang sudah disetting ke arah sana," ucap Salman.
Baca juga: Markas Khilafatul Muslimin di Cimahi Berupa Musala Kecil di Gang Sempit
Salman khawatir, ide yang dikampanyekan oleh Khilafatul Muslimin ini diamini oleh generasi muda Kota Cimahi, hal itu ditakutkan menjadi benih munculnya radikalisme yang menggoyahkan ide bernegara dan berbangsa yang sudah stabil.
"Kita akan menghadapi bonus demografi, sedangkan kelompok ini isinya juga kebanyakan generasi muda. Jadi pendekatannya mesti berbeda," kata Salman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.