Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Peternak Kuningan Atasi PMK, Beri Ramuan Jamu Tradisional "Cuka Lebu"

Kompas.com - 03/06/2022, 12:21 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

KUNINGAN, KOMPAS.com – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang kian merebak membuat para peternak sapi gelisah.

Mereka melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan sapi yang terpapar, dan menjaga sapi yang masih sehat.

Hal unik yang dilakukan salah satu peternak, adalah dengan pemberian ramuan jamu tradisional bernama "cuka lebu".

Baca juga: Innalillahi Wa Innalillahi Rajiun, Kang Emil dan Teh Lia Yakini dan Ikhlas Eril Wafat

 

Ramuan rempah tradisional yang sudah dikenal puluhan tahun ini, dipercaya ampuh menjaga stamina tubuh sapi oleh para peternak setempat.

Salah satunya adalah kandang penggemukan sapi "Sang Kuwu" yang beralamat di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan.

Daerah ini cukup terpencil di bagian timur Kabupaten Kuningan. Untuk menjangkaunya, warga melewati perbukitan dan medan jalan yang curam.

Kompas.com melewati jarak sekitar 53 kilometer dari jalur utama Pantura Cirebon, atau sekitar 30 kilometer dari pusat perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan.

Saat tiba di lokasi, Kompas.com melihat aktivitas perawatan sapi yang tersebar di sejumlah kandang.

Baca juga: Lebih 4.000 Hewan di Sumut Terindikasi PMK, Edy Rahmayadi: Hanya 10 Ekor yang Mati

 

Para pekerja tampak membersihkan tiap kandang sapi yang sudah berdiri lebih dari 15 tahun. Pekerja juga lalu lalang membawa pakan dan dimasukan ke tempat khusus.

Diding Wahyudin (46) pemilik kandang sapi penggemukan Sang Kuwu di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Diding menjelaskan terkait jamu tradisional yang dibuatnya untuk menjaga kesehatan tubuh sapi sapinya.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Diding Wahyudin (46) pemilik kandang sapi penggemukan Sang Kuwu di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Diding menjelaskan terkait jamu tradisional yang dibuatnya untuk menjaga kesehatan tubuh sapi sapinya.

Ada satu aktivitas lain, pekerja mencabut sejumlah tanaman serai yang masih segar dari tanah. Bukan untuk bumbu memasak, melainkan untuk dijadikan ramuan jamu tradisional sapi.

Mereka langsung membawa serai yang baru saja dipetik ke tempat penggodokan. Sebelum dimasak, pekerja membersihkan daun dan tangkai sereh yang kotor dan kering.

Lalu mereka meng-geprek tanaman serai sampai hancur. Setelah ini, pekerja memasukan satu persatu iketan tangkai serai ke dalam panci yang berisi air mendidih. Uniknya, tak hanya serai, pekerja kemudian memasukan sejumlah arang bekas merebus air, ke dalam ramuan tersebut. Pekerja mengaduk serai dan arang.

“Ini namanya Jamu “Cuka Lebu”. Cairan ini terbuat serai wangi yang digabungkan arang bakaran kayu. Nanti airnya diminumkan sapi, dan daun serainya dipakai untuk balurin ke sapi,” kata Diding Wahyudin (46) kepada KOmpas.com saat ditemui di kandangnya, Senin (31/5/2022).

Baca juga: Uang Kerahiman Diberikan ke Peternak Kecil di Garut yang Sapinya Mati karena PMK

Airnya, kata Diding, didinginkan dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum diminumkan ke sapi.

Daun serai juga dibalurkan ke seluruh bagian tubuh antara lain muka, leher, tubuh, kaki, hingga pantat. Fungsinya untuk menghangatkan tubuh sapi dari dalam hingga bagian luar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Ratusan Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Tuntut Perusahaan Bayar Haknya yang 4 Tahun Menggantung

Cerita Ratusan Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Tuntut Perusahaan Bayar Haknya yang 4 Tahun Menggantung

Bandung
Sampel Kandungan 'Septic Tank' CSB Mall yang Tewaskan 4 Teknisi Diambil

Sampel Kandungan "Septic Tank" CSB Mall yang Tewaskan 4 Teknisi Diambil

Bandung
Jatuh Bangun Perempuan Asal Tasikmalaya Bangun Usaha Hijab yang Kini Diburu Konsumen

Jatuh Bangun Perempuan Asal Tasikmalaya Bangun Usaha Hijab yang Kini Diburu Konsumen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Bandung
Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Bandung
Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Bandung
Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Bandung
Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Bandung
HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

Bandung
Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Bandung
Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Bandung
Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Bandung
Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Bandung
Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com