"Tahun 1988 pernah ikut tes. Tapi karena gak punya 'orang dalam' mau gimana. Teman yang seangkatan saya ada yang bisa lulus tes lewat orang dalam, ada yang jadi kepala sekolah ada juga pengawas. Ya sudah lah terima saja. Toh saya ikhlas mengajar," kata Hajar.
Dari rezim ke rezim silih berganti, Orde Baru tumbang berganti era reformasi, Megawati diganti SBY, SBY diganti Jokowi, namun nasib Hajar tetap sama.
Hajar juga ingat betul 19 Juni 2007 menjadi sejarah Kabupaten Bandung Barat berdiri sendiri menjadi daerah otonom baru yang memisahkan diri dari Kabupaten Bandung.
Hingga kini, usia Bandung Barat sudah menginjak remaha yakni 15 tahun. Namun, tak banyak perubahan berarti yang dirasakan Hajar.
"Memang iya sudah gonta-ganti Bupati. Tapi sama saja. Tidak ada yang berubah. Jalan di perbatasan Cianjur-Bandung ini juga masih rusak," ujar Hajar.
Selama 15 tahun ini pun, nasib hajar tak banyak berubah. Upah layak yang dinantikan oleh ribuan guru honorer juga tak kunjung terwujud.
"Dari dulu awal ngajar sampai sekarang status saya masih honorer. Sekarang upah cuma Rp 350 ribu per bulan. Alhamdulilah ada kenaikan," sebutnya.
Jawaban Hajar sontak mengagetkan telinga siapapun yang mendengarnya. Siapa yang tak geram, pengabdian 52 tahun hanya dihargai seharga tiket liburan ke Dufan Ancol.
"Pernah dapat gaji Rp 400 ribu, tapi karena ada guru honorer lain yang masuk, akhirnya dibagi dua jadi Rp 200 ribu. Tapi kemudian ada tambahan gaji sehingga sekarang Rp 350 ribu per bulan," ungkapnya.
Program pemberian Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK/P3K) kepada guru-guru honorer pun tak pernah sampai kepadanya.
"Kalau dikasih tahu pasti saya mau ikut. Saya kan gak tahu harus bagaimana. Memang cuma dengar-dengar doang ada program itu," tuturnya.
Hajar sadar betul usianya yang sudah senja ini sudah seharusnya beristirahat. Kulit keriput di wajah dan punggung tangannya sudah menggambarkan betapa letihnya menjadi pendidik selama setengah abad lebih.
"Kalau saya berhenti, siapa nanti yang mau ngajar anak-anak," kata Hajar.
Hajar tak pernah mengeluh sedikitpun, ia mengayunkan kaki menuju sekolah setiap pagi demi mendidik putra-putri di pelosok Bandung Barat agar bisa bernasib lebih untung darinya.
Rasa cinta dan ikhlas pengabdiannya menjadi wujud kado yang berkepanjangan dibhari jadi Bandung Barat yang kini menginjak usia remaja.
"Saya yakin orang baik selalu ada. Selamat ulabg tahun Bandung Barat. Semoga Pemda Bandung Barat bisa memperhatikan nasib para guru honorer yang ikhlas mengabdi," ucapnya haru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.