Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ampuh Sembuhkan PMK, Peternak Sapi Perah di Lembang Gunakan Ramuan dari Bahan Dapur

Kompas.com - 23/06/2022, 17:33 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Para peternak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat punya cara sendiri untuk mengobati hewan ternaknya yang terpapar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Mereka sengaja meracik obat-obatan alternatif dari bahan-bahan tradisional yang didapat dari bahan dapur.

Bahan-bahan ini terdiri dari perasan jahe, kunyit, jeruk lemon dicampur gula merah, telur serta madu lokal yang dipercaya berkhasiat.

Baca juga: Paket 1,6 Kg Ganja dari Medan Dikirim ke Lembang, Penerima Menghilang

Bahan-bahan itu kemudian diracik dan disajikan kepada hewan ternak yang kurang bugar.

Ayi (56), salah satu peternak sapi perah asal Kampung Cidadap, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, mengatakan hasil ramuan itu cukup berdampak baik karena sapi yang terserang penyakit mulut bisa sembuh dalam dua hari setelah dicekoki obat-obatan tradisional tersebut.

"Kemarin-kemarin sapi milik saya enggak mau makan sama sekali, setelah diberi ramuan, sekarang mendingan sudah mau (makan)," kata Ayi di Lembang, Kamis (23/6/2022).

Ayi memiliki sembilan sapi perah yang menjadi sumber ekonomi dari produksi susu yang dihasilkan.

Namun, tujuh dari sembilan sapi miliknya itu dinyatakan positif terpapar PMK dengan beberapa indikator kasat mata.

"Kalau bikin ramuan sudah lama, tujuannya agar stamina dan menjaga kesehatan sapi. Tetapi pengobatan dengan campuran madu baru sekarang setelah wabah PMK," ujar Ayi.

Baca juga: DI Yogyakarta Dapat Jatah 4.000 Vaksin PMK, Diprioritaskan untuk Sapi Perah

Ayi punya cara sendiri untuk mengobati tujuh hewan ternaknya, sapi yang berpenyakit di mulut harus dicekoki ramuan.

Sedangkan, di kaki atau kuku diberi salep atau obat-obatan yang sudah direkomendasikan mantri hewan.

"Ternak saya, dua ekor sakit mulut, lima ekor di kaki, itu semua kena PMK. Selain dengan ramuan yang saya bikin, pengobatan juga tetap harus dibantu suntikan dari mantri," ucap Ayi.

Resepnya, Ayi memberikan empat sampai lima sendok setiap hari hingga sapi benar-benar sembuh.

Setelah sembuh, peternak harus tetap melakukan perawatan serta memperhatikan kebersihan kandang, jika tidak, sapi bisa kembali terserang PMK.

"Jangan merasa sudah sembuh, terus (sapi) dibiarkan. Perawatannya harus hati-hati, bisa-bisa nanti penyakitnya lebih parah," paparnya.

Baca juga: Sasar Zona Hijau PMK, 1.100 Sapi Perah di Lembang Disuntik Vaksin

Sementara itu, penjualan madu dari peternak lebah lokal cukup laris setelah ramai wabah PMK masik ke Bandung Barat.

Peternak lebah mengaku kebanjiran konsumen untuk pengobatan hewan ternak terpapar PMK.

Koswara, peternak lebah madu di Maribaya Desa Langensari, Kecamatan Lembang mengatakan, hampir setiap hari ada peternak memesan madu untuk mengobati hewannya yang terserang PKM.

"Alhamdulillah, omset lumayan meningkat. Mudah-mudahan dengan solusi sederhana mengkonsumsi madu dan bisa menyembuhkan PKM, penularannya bisa ditekan," kata Koswara.

Baca juga: Cianjur Minim Tenaga Medis Hewan di Tengah Wabah PMK

Sejauh ini, konsumen yang membeli madu untuk pengobatan ternaknya masih berasal dari sekitar wilayah Bandung utara dengan basis peternakan sapi perah.

"Dari sekitar Lembang, Parongpong, Cisarua. Daerah-daerah itu kan peternak sapi sangat banyak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Tanjakan Gentong, Jalur Ekstrem yang Kerap Menjadi Titik Kemacetan

Mengenal Tanjakan Gentong, Jalur Ekstrem yang Kerap Menjadi Titik Kemacetan

Bandung
Sekda Jabar Pastikan Tak Ada WFH bagi ASN di Pelayanan Publik

Sekda Jabar Pastikan Tak Ada WFH bagi ASN di Pelayanan Publik

Bandung
Dicemari Pungli, Pemprov Jabar Evaluasi Pengelolaan Masjid Al Jabbar

Dicemari Pungli, Pemprov Jabar Evaluasi Pengelolaan Masjid Al Jabbar

Bandung
Pengendara Wajib Bayar jika Lewati Portal di Desa Tasikmalaya Ini, Mobil Rp 2.000

Pengendara Wajib Bayar jika Lewati Portal di Desa Tasikmalaya Ini, Mobil Rp 2.000

Bandung
Sejoli Tepergok Mau Kuburkan Bayi Hasil Hubungan Gelap di Jatinangor

Sejoli Tepergok Mau Kuburkan Bayi Hasil Hubungan Gelap di Jatinangor

Bandung
Cerita Polisi Tolong Pemudik Vertigo dan Terjebak di Jalur 'Contraflow'

Cerita Polisi Tolong Pemudik Vertigo dan Terjebak di Jalur "Contraflow"

Bandung
Kronologi Sopir Taksi 'Online' di Bandung Dirampok hingga Alami 70 Jahitan

Kronologi Sopir Taksi "Online" di Bandung Dirampok hingga Alami 70 Jahitan

Bandung
Perjuangan Aiptu Yosep Tangkap Perampok Taksi Online di Bandung

Perjuangan Aiptu Yosep Tangkap Perampok Taksi Online di Bandung

Bandung
Pelaku Pungli Masjid Al Jabbar Ditangkap, Sekda: Saya Minta Maaf

Pelaku Pungli Masjid Al Jabbar Ditangkap, Sekda: Saya Minta Maaf

Bandung
Kronologi Tukang Kebun di Bandung Barat Bunuh Honorer dan Kubur Mayatnya di Dapur

Kronologi Tukang Kebun di Bandung Barat Bunuh Honorer dan Kubur Mayatnya di Dapur

Bandung
Sidak ke Masjid Al Jabbar, Sekda Jabar Ancam Para Pelaku Pungli

Sidak ke Masjid Al Jabbar, Sekda Jabar Ancam Para Pelaku Pungli

Bandung
Libur Lebaran Berakhir, Kebun Raya Cibodas Masih Diserbu Wisatawan

Libur Lebaran Berakhir, Kebun Raya Cibodas Masih Diserbu Wisatawan

Bandung
Pengelolaan Tak Optimal, PAD Pantai Selatan Tasikmalaya Kecil

Pengelolaan Tak Optimal, PAD Pantai Selatan Tasikmalaya Kecil

Bandung
Upah Tak Dibayar, Alasan Tukang Kebun Bunuh dan Cor Pria di Bandung Barat

Upah Tak Dibayar, Alasan Tukang Kebun Bunuh dan Cor Pria di Bandung Barat

Bandung
Pembunuh Pria yang Mayatnya Dicor di Bandung Barat Ternyata Tukang Kebun Kompleks

Pembunuh Pria yang Mayatnya Dicor di Bandung Barat Ternyata Tukang Kebun Kompleks

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com