Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nakes Honorer Demo, DPRD Garut Minta Penghapusan Honorer Dibatalkan

Kompas.com - 23/06/2022, 22:49 WIB
Ari Maulana Karang,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GARUT, Kompas.com –Aksi unjuk rasa honorer tenaga kesehatan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Honorer Nakes (tenaga kesehatan) di Gedung DPRD Garut, Kamis (23/06/2022) diprediksi masih akan terus terjadi yang dilakukan oleh kelompok honorer lain.

“Ketika hari ini nakes (demo), mungkin besok juga akan turun lagi, besok mungkin dari non nakes, pasti akan bertanya lagi yang sama,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut Nurdin yana, Kamis (23/06/2022) usai menerima audensi honorer tenaga kesehatan yang tergabung dalam FKHN.

Nurdin mengaku, pemerintah daerah paham kegelisahan para tenaga honorer. Bupati pun menurutnya paham mengenai masalah ini.

Makanya, saat ada honorer tenaga kesehatan menanyakan nasib mereka dan meminta diajukan jadi PPPK, bupati mempersilahkan mereka berunjuk rasa.

“Ketika teman-teman non guru bertanya dan minta tolong kami akomodir, bupati bilang silahkan Anda demo sehingga kebijakan berubah,” katanya.

Baca juga: Nasib Nakes Honorer, Garda Terdepan Covid-19 yang Terancam Terdepak

Nurdin mengatakan, ada lebih dari 3.000 tenaga honorer yang tersebar di berbagai kantor dinas yang belum terdaftar di Kementerian.

“Guru yang terdaftar dalam sistem Dapodik 8.000 lebih, nakes (yang terdaftaf di SISDMK) 2.000 lebih. Nah, tenaga honorer yang  tidak terdaftar di sistem, jumlahnya 3.000 lebih. Mereka juga menuntut hal yang sama, menanyakan nasib mereka,” katanya.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Garut, Karnoto melihat, pemerintah pusat, terlalu dini mengeluarkan PP 49 tahun 2018 yang menghapus honorer tanpa disertai kemampuan dan jaminan bahwa mereka akan kembali ditempatkan sebagai karyawan dengan status ASN baik PPPK ataupun PNS.

Sementara, saat ini, menurut Karnoto, 54 persen tenaga kesehatan yang ada di puskesmas-puskesmas statusnya adalah tenaga honorer dengan jumlah total mencapai 2 ribu orang lebih.

“Kebayang jika mereka berhenti dan tidak ditempatkan, fasilitas kesehatan lumpuh, itu yang harus dicermati pemerintah pusat dan daerah,” jelas Karnoto yang juga mantan tenaga kesehatan.

Baca juga: Curi Ponsel Warga, Seorang Guru Honorer di Bima Ditangkap

Karenanya, menurut Karnoto jika memang PP 49 tahun 2018 ini saat ini belum bisa dijalankan secara efektif, maka lebih baik dibatalkan dan pemerintah mengeluarkan regulasi baru yang memungkinkan dalam kurun waktu tertentu 5 hingga 10 tahun ke depan ada penyelesaian honorer secara tuntas.

“Saya apresiasi aksi para honorer kesehatan ini damai, tertib dan tidak menganggu pelayanan di Puskesmas, semoga harapan mereka terwujud, jika tidak bisa diwujudkan, sebaiknya pemerintah pusat merevisi, bila perlu cabut PP 49 karena tidak implementatif dan menimbulkan gejolak,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com