Ia mengaku, program pemerintah hanya berputar di persoalan penanaman saja, tanpa ada upaya proses pemasaran.
Kalau pun,ada sampai proses pemasaran, kata Gugun, sistem yang diterapkan yakni per grade.
"Kalau pun ada ya sistemnya grade, grade 1, 2 dan 3, itu rata-rata petani enggak setuju dengan pola itu, karena ada sebagian yang enggak kejual," terang dia.
Baca juga: Menyapa Yasin, Anak Petani Asal Blora yang Harumkan Nama Indonesia di Olahraga Angkat Besi
Diakuinya, proses untuk menembus pasar Singapura merupakan jerih payahnya sendiri.
"Tak ada peran Pemerintah di sana, semuanya saya sendiri, saya yang bangun pasar, bikin mekanisme, membuka jaringan, alhamdulilah tembus tuh ke Singapura," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.