Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Idul Adha Permintaan Arang di Cirebon Meningkat, Penjual Kebanjiran Pesanan

Kompas.com - 07/07/2022, 12:21 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Buka lapangan kerja di desa

Acung mengungkapkan, ide awal ini bermula dari orang-orang terdekatnya. Banyak orang menilai batok kelapa adalah sampah. Acung coba mengolahnya dan ternyata permintaannya banyak.

Ide ini Acung tawarkan ke teman-temannya, sayangnya tidak semua menanggapi positif.

Dia bahkan kerap diremehkan. Tapi saat ini, setelah berjalan dua tahun, Acung berhasil membuktikan, bahwa arang batok kelapa banyak peminatnya.

“Saya ingin usaha di desa sendiri, karena banyak teman-teman dan pemuda lain merantau ke kota dan juga luar negeri. Yang nolak saat diajak saya, ya ada, tapi ada juga yang mau gabung. Menurut saya ini peluang besar, dan juga bisa untuk memajukan desa,” tambah Acung.

Baca juga: Wabah PMK Marak Jelang Idul Adha, Simak Tips Mengolah Daging Kurban Menurut DKPP Kota Bandung

Acung menjual arang batok kelapa Rp9.000 perkilogram. Harga ini untuk grosir atau jual lagi.

Arang batok kelapa relatif lebih mahal karena kualitas bara yang dihasilkan lebih awet, dan juga bersih dari debu. Sehingga makanan yang dibakar matang sempurna dan bersih.

Muhamad Abdul Qodir, Kepala Desa Gintung Lor, menyampaikan, Acung membuktikan bahwa bekerja bisa dilakukan di desa sendiri. Dia sudah melaksanakan usaha ini sepanjang dua tahun.

“Saya melihat sendiri usaha Acung. Awalnya di blok lain. Di lokasi itu dia tidak berkembang mungkin karena lingkungannya. Tapi di lokasi ini, Acung terus merintis bersama pemuda-pemuda sekitar. Kami pihak desa mendukung,” kata Qodir kepada Kompas.com di lokasi yang sama.

Qodir menyampaikan Acung telah berhasil membuka lapangan pekerjaan kepada para pemuda sekitar yang menganggur. Jumlahnya sekitar 10 orang pemuda.

Baca juga: H-5 Idul Adha, Pasar Hewan di Blora Masih Ditutup

Pada saat yang sama, banyak anak pemuda di desa ini merantau ke luar kota dan bahkan keluar negeri menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Aksi acung juga akhirnya membuka pemahaman banyak warga pemuda lainya. Mereka perlahan bekerja di lingkungan desa untuk memajukan desanya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com