PANGANDARAN, KOMPAS.com - Ketua Rukun Nelayan Legok Jawa Uhan Ruhandi mengatakan, sebelum delapan pelajar terseret arus di Pantai Legokjawa, sejumlah nelayan sebenarnya sudah memperingatkan agar wisatawan tidak berenang di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI).
Namun, peringatan para nelayan itu tidak dihiraukan.
"(Para pelajar) berenang setelah subuh. Mereka sudah diberi peringatan oleh nelayan yang pergi melaut agar jangan renang di sini," kata Uhan melalui sambungan telepon, Kamis (7/7/2022).
Baca juga: Kronologi 3 Pelajar Rombongan Tasikmalaya Tewas Tenggelam di Pangandaran
Menurut Uhan, para pelajar yang berenang di kawasan tersebut ada sekitar 25 orang. Mereka bergandengan tangan ketika berenang.
"Berenang tapi pegangan tangan, akhirnya tenggelam seketika (terseret arus)," katanya.
Saat kejadian, Uhan kebetulan sedang berada di sekitar lokasi kejadian. Saat itu, dia sedang membersihkan area depan TPI Legokjawa.
"Tiba-tiba ada teman (wisatawan) yang teriak minta tolong," jelasnya.
Uhan dan 10 rekannya langsung berusaha menolong. Saat itu, perahu yang bermesin sulit ditemukan karena sudah dipakai nelayan melaut.
Dengan perahu seadanya, nelayan kemudian mengevakuasi korban yang terseret arus. Saat itu, ada delapan orang yang terseret arus.
"Ada delapan yang tenggelam (terseret arus). Cewek 5 dan laki-laki 3. Yang hilang satu orang," ujar Uhan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.