Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Tanaman Hias Kuping Gajah, Tembus Pasar Asia hingga Lahirkan Spesies Baru

Kompas.com - 08/07/2022, 17:41 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Jenis-jenis Anturium yang ia miliki cukup beragam. Mulai dari dalam negeri hingga belahan dunia.

"Nah sekarang saya mengembangkannya jenis Anturium Kuping Gajah. Tetapi Kuping Gajah itu dari berbagai daerah. Bahkan dari luar pun ada, seperti sekarang yang lagi populer dari Peru dan Amerika, jenis-jenis Regal, Beceae, Luxuryan, itukan tidak ada di kita jadi ambilnya dari luar," ujarnya.

"Jadi tetap main anturium cuman memang jenisnya yang berbeda, dulu gelombang cinta sekarang Kuping Gajah," tambahnya.

Baca juga: Dengar Kisah Sukses Penerima Kartu Prakerja di Surabaya, Menko Airlangga Dorong Anak Muda Berwirausaha

Agus mengaku, ada seratus jenis tanaman Kuping Gajah yang ia koleksi. Sebab makin kesini makin banyak jenisnya. 

Jumlah tersebut, hasil silangan antaran jenis Anturium Kuping Gajah dengan yang lainnya.

"Karena hasil dari silangan-silangan itu kan. Jenis A dan jenis B itu disilang lalu muncul spesies baru," tuturnya.

Khusus di Jawa Barat, Lembang, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bogor menjadi lokasi paling dikenal soal tanaman hias.

"Saya di 2018 mulai main, tapi mungkin kalau petani lain kayak yang ada di Bandung Barat, Bogor, kebanyakan kan bukan penghobi yah, lebih ke mata pencahariannya yah bergantung pada tanaman. Kalau saya termasuk penghobi, tapi bagaimana hobi saya ini bisa menghasilkan uang. Karena kehidupan pun harus tetap berjalan kan begitu," ungkapnya.

Tembus Pasar Asia

Agus mengakui, tanaman hias miliknya sudah menembus pasar Asia. Kendati ia mesti menumpang di CV atau perusahaan orang lain.

"Kalau luar negeri paling Asia lah, Vietnam. Tapi itupun saya ga langsung, karena belum punya CV ya. Karena kalau keluar itu harus punya CV. Jadi di Bandung hanya orang-orang tertentu yang punya, yang komunitasnya udah gede," sambungnya.

Tak hanya itu, hampir seluruh wilayah di Indonesia sudah menjadi langganan tanamannya.

"Kalau penjualan lokalnya itu ya Bandung lah, Bogor, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Banten itu semua komunitas ada. Kalau luar pulau ke Bali, Kalimantan, dan Sumatera," tutur dia.

Harga yang ia bandrol pun beragam, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan. Tergantung jenis, karakter serta tingkat perawatan. Terutama tanaman hias Kuping Gajah hasil silangan.

"Dari ratusan ribu sampai jutaan ada, paling tinggi kita jual di harga Rp 9 juta-10 jutaan. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada yang sampai ratusan juta, cuman di sini hanya yang harga segitu. Kita belum mampu ke arah sana, karena kalau jualnya gitu, otomatis kita belinya juga mahal," ujarnya.

Menurutnya, para pembeli terutama sesama kolektor, memiliki kriteria sendiri dalam memilih tanaman hias, terutama Kuping Gajah.

Adapun, ragam jenis tanaman Kuping Gajah tergantung dari wilayah masing-masing.

"Itu tadi yang utama itu karakter, karena tanaman ini dari berbagai daerah yang berbeda. Misalnya banyak nih Kuping Gajah dengan jenis berbeda, tapi ada satu pulau yang kaya di Indonesia ini," tutur dia. 

Misalnya di Minahasa, jenis Anturiumnya beda, begitupun dengan kuping gajahnya beda. Dari mulai ketebalan hingga tekstur.

Perbedaan ini membuat orang-orang ingin memiliki jenis anturium tersebut.

"Kita punya A tapi tidak yang B. Begitu juga orang lainnya, dia punya jenis A, tapi belum punya jenis B, akhirnya karena hobi dia putar, beli ke kita, kita pun beli ke mereka," tuturnya.

Perawatan Mudah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com