Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Tanaman Hias Kuping Gajah, Tembus Pasar Asia hingga Lahirkan Spesies Baru

Kompas.com - 08/07/2022, 17:41 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Perawatan tanaman hias Kuping Gajah cukup mudah, terutama bagi yang hobi.

Namun hal yang paling kerap dilupakan oleh para kolektor tanaman hias, terutama jenis Kuping Gajah, yakni habitat aslinya.

"Kalau buat pemula memang mungkin ada kesulitan. kalau satu jenis itu sebetulnya ga sulit, yang sulit itu Kalau kita merawat beberapa jenis yang tidak familiar. Yang pada akhirnya kita memperlakukan sama, padahal mah beda," kata dia.

Bagi para pemula yang mau memulai dengan tanaman hias Kuping Gajah, kata dia, harus memperhatikan beberapa hal.

Mulai dari memahami jenis dan karakter, hingga menyiapkan sebisa mungkin habitat dari Kuping Gajah tersebut.

"Contoh gini, ketika kita merawat Sensivera, jenis itu tidak mau dibasahi karena habitat aslinya di daerah gurun. Artinya daerah panas yang cenderung lebih kering," tutur dia. 

Namun Kuping Gajah, cocoknya di tempat lembab, matahari pun ga boleh full. Untuk itu, mesti dipakaikan paranet yang berfungsi menyaring sinar matahari. 

"Nah, kadang-kadang kalau kita merawat berbagai macam jenis yang berbeda, Kadang-kadang kita memperlakukannya sama, disiram bareng, dijemur bareng, padahal harus sesuai kebutuhannya. Makanya itu kalau mau merawat tanaman supaya bagus jangan terlalu banyak macamnya," tutur dia.

Saat ini, tanaman hias jenis Kuping Gajah yang paling diminati ialah jenis Clarinerphium, Paphilaminum, dan Dagmama.

"Orang-orang itu seleranya beda-beda. Walaupun sama hobinya di anturium tapi dia punya selera masing-masing," ucap dia. 

Kalau Clarinerphium menonjolkan karakter. Seperti contohnya Clarinerphium, banyak diminati karena karakternya bagus.

Proses Menyilang Tanaman Hias Kuping Gajah

Tak dipungkiri, Heirimba ( tempat Agus menyimpan tanaman sekaligus toko onlinenya) telah tumbuh pelbagai tanaman hias hasil kawin silang.

Kepada Kompas.com, Agus menyampaikan hal yang harus dipahami saat akan melakukan proses kawin silang. Salah satunya, belajar pada alam.

"Ini ada dua ada yang serbuk, dan ada yang basah. Yang basah itu disebut Motherplant (induknya), lalu kita ambil serbuk dari si pejantan, kita satukan. Misalkan jenis A kita punya serbuknya, jenis B kita punya lembapnya, kita satukan. Karena proses ini kita juga belajar dari alam," jelas dia.

Kendati sukses melahirkan jenis baru dari hasil kawin silang, ia mengungkapkan, potensi kegagalannya cukup tinggi.

"Potensinya tinggi juga, makanya kalau jadi harganya pasti mahal, karena prosesnya memang lebih tinggi tidak jadinya," tuturnya.

Dari kedua tangannya, beberapa jenis tanaman hias Kuping Gajah hasil kawin silang sudah tercipta.

"Ada beberapa jenis cuman belum siap jual. Cuman belum bisa dikatakan berhasil yah, karena belum menonjol, belum kelihatan karakternya, belum gede juga, belum siap jual juga," tutur dia.

Meski belum tumbuh besar, ia yakin tahun-tahun yang akan datang tanaman hias Kuping Gajah hasil kawin silang miliknya akan laku di pasaran.

"Kalau orang lain banyak yang udah jadi, paling banyak itu di daerah Jawa, Malang, dan Batu, kalau kabar itu di Bogor. Seperti contoh Clarinerphium Sulanjana, itu penyilangnya, Kang Jana. Jadi disertakan namanya supaya orang tau bahwa ini silangan Sulanjana," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Bandung
Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Bandung
Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Bandung
Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Bandung
Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Bandung
Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Bandung
Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Bandung
Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

Bandung
Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Bandung
Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Bandung
Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Bandung
Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com