Tembus Pasar Asia
Agus mengakui, tanaman hias miliknya sudah menembus pasar Asia. Kendati ia mesti menumpang di CV atau perusahaan orang lain.
"Kalau luar negeri paling Asia lah, Vietnam. Tapi itupun saya ga langsung, karena belum punya CV ya. Karena kalau keluar itu harus punya CV. Jadi di Bandung hanya orang-orang tertentu yang punya, yang komunitasnya udah gede," sambungnya.
Tak hanya itu, hampir seluruh wilayah di Indonesia sudah menjadi langganan tanamannya.
"Kalau penjualan lokalnya itu ya Bandung lah, Bogor, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Banten itu semua komunitas ada. Kalau luar pulau ke Bali, Kalimantan, dan Sumatera," tutur dia.
Harga yang ia bandrol pun beragam, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan. Tergantung jenis, karakter serta tingkat perawatan. Terutama tanaman hias Kuping Gajah hasil silangan.
"Dari ratusan ribu sampai jutaan ada, paling tinggi kita jual di harga Rp 9 juta-10 jutaan. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada yang sampai ratusan juta, cuman di sini hanya yang harga segitu. Kita belum mampu ke arah sana, karena kalau jualnya gitu, otomatis kita belinya juga mahal," ujarnya.
Menurutnya, para pembeli terutama sesama kolektor, memiliki kriteria sendiri dalam memilih tanaman hias, terutama Kuping Gajah.
Adapun, ragam jenis tanaman Kuping Gajah tergantung dari wilayah masing-masing.
"Itu tadi yang utama itu karakter, karena tanaman ini dari berbagai daerah yang berbeda. Misalnya banyak nih Kuping Gajah dengan jenis berbeda, tapi ada satu pulau yang kaya di Indonesia ini," tutur dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.