CIANJUR, KOMPAS.com - Sesekali ia menyeka wajahnya yang sembab dengan tepian kebaya yang sudah lusuh. Menghela napas sejenak sebelum kembali meneruskan ceritanya.
Mak Idah, 55 tahun, mengaku selalu tak bisa menahan sedih jika diminta bercerita tentang keadaan hidupnya.
Apalagi setiap melihat tetangganya berjalan beriring-iringan untuk menerima bantuan dari pemerintah.
Baca juga: Mampu Beli Gas tapi Tak Ada Uang Beli Beras, Potret Kemiskinan di Cianjur
Betapa tidak, kendati hidup dalam kondisi memprihatinkan, perempuan paruh baya asal Kampung Pasir Taman, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini belum pernah sekali pun mendapat bantuan.
Ironisnya, warga lain yang kondisinya lebih baik dari dirinya justru rutin menerima bantuan dari pemerintah.
Padahal, diberi bantuan secara rutin oleh pemerintah tentu akan sangat membantu, bak menemukan oase di padang tandus.
"Tapi, nama emak katanya tidak ada, tidak terdaftar," kata mak Idah kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Longsor Melanda Cianjur, Gerus Sawah dan Rumah Warga
Mak Idah bukan tanpa upaya. Ia berulang kali menanyakan, namun jawaban yang diterima selalu sama.
Ia pun pasrah dan hanya bisa mengelus dada dari balik jendela rumahnya setiap melihat tetangganya pulang dengan wajah sumringah usai menerima dana dari pemerintah.
"Suka pingin nangis lihatnya, tapi anak dan cucu suka ingetin, emak udah jangan sedih, jangan nangis, belum rezekinya," ucap mak Idah lirih.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.