Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dagangan Sempat Anjlok, Penjualan Seragam Sekolah di Cirebon Kini Naik 100 Persen Jelang Tatap Muka

Kompas.com - 15/07/2022, 14:17 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Penjualan seragam sekolah untuk pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA, di Kota Cirebon Jawa Barat, meningkat drastis. Presentase penjualan melebihi 100 persen dari tahun sebelumnya.

Penjual seragam bersyukur, pembelajaran tatap muka berhasil meningkatkan penjualan. Sebab, awalnya mereka nyaris tutup karena tidak ada pembeli saat pandemi Covid-19 .

Suasana ramai itu tampak di jalan Lawang Gada, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (15/7/2022).

Sejumlah toko seragam yang berjejer di ruas jalan ini, ramai dipadati para pembeli.

Baca juga: Sempat Paceklik, Penjual Seragam Sekolah Kini Bernapas Lega, Dagangannya Laris Manis

Mereka menjual keperluan seragam pakaian sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah pertama, hingga menengah atas.

Sebagian toko juga menjual keperluan lain berupa tas, sepatu, dan lainnya.

Tak seperti dua tahun sebelumnya, kali ini tingkat penjualan mereka naik drastis. Terlebih, tiga hari lagi pembelajaran tatap muka akan berlangsung di Cirebon.

Salah satunya adalah Sarah Erly (50), pemilik Toko Seragam Jodoh Sejati. Dia menyampaikan, penjualan seragam sangat meningkat drastis melebihi 100 persen.

Setiap harinya, Erly bisa menjual 100 hingga 200 pasang seragam berbagai ukuran dan tingkatan sekolah.

“Meningkat. Meningkat drastis dibanding masa pandemi. Sekarang, satu hari saya bisa menjual 100 sampai 200 potong seragam. Persentasenya lebih dari 100 persen,” kata Erly kepada Kompas.com saat ditemui di tokonya, Jumat (15/7/2022).

Erly yang telah menjadi penjual seragam di Kota Cirebon sejak 1992, atau selama 30 tahun, mengungkapkan sangat bersyukur dengan momen ini. Pasalnya, proses penjualannya sempat sangat menurun sepanjang pandemi Covid-19.

Pernah satu hari, kata Erly, dia hanya menjual satu buah peluit dengan harga Rp 2.000.

Bahkan tak jarang dia tidak mendapatkan pembeli dalam beberapa hari hingga nyaris putus asa.

Meski sangat berat, Erly bertahan dan tetap menunaikan kewajibannya membayar karyawan.

Pembelajaran tatap muka akan mulai dilakukan Senin (18/7/2022) di Cirebon. Penjual seragam ketiban untung dengan aturan ini, setelah hampir tutup dan bangkrut karena pandemi Covid-19.
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pembelajaran tatap muka akan mulai dilakukan Senin (18/7/2022) di Cirebon. Penjual seragam ketiban untung dengan aturan ini, setelah hampir tutup dan bangkrut karena pandemi Covid-19.

“Satu hari pernah satu peluit. Harganya Rp 2.000 saja. Itu penjualan yang sangat minim sepanjang 30 tahun jualan di sini. Tapi saya sabar dan akhirnya kembali tatap muka, dan ekonomi Indonesia kembali bangkit dan pulih,” tambah Erly.

Erly yakin, pembelajaran tatap muka dapat kembali meningkatkan kondisi ekonomi Indonesia yang sempat terganggu sepanjang pandemi Covid-19 dua tahun lalu.

Peningkatan penjualan seragam dan keperluan sekolah lainnya, sambung Erly, sudah mulai ramai sejak pekan lalu.

Warga lalu lalang ke sejumlah toko di sepanjang jalan Lawang Gada. Bahkan sejumlah toko menambah stok karena kehabisan barang lantaran banyak diburu warga.

Baca juga: Berkah Larangan Sekolah Jual Seragam, Jalan Ibu Ruswo Yogyakarta Dibanjiri Pembeli

Neni (38), salah satu orangtua murid tingkat SD membelikan seragam merah putih untuk anaknya yang duduk di kelas dua. Dia mengaku, sejumlah toko kehabisan stok seragam untuk ukuran anaknya.

“Aduh, kehabisan mas. Biasanya pakai seragam nomor 11 dan 12, yang sisa hanya nomor 9. Ya harus cari lagi, karena Senin mau masuk sekolah,” kata Neni kepada Kompas.com.

Neni biasa membeli ke toko Erly karena sudah lama dijadikan rujukan.

Neni juga mengungkapkan rasa senangnya dengan proses pembelajaran tatap muka yang akan dimulai.

Menurutnya, pembelajaran di sekolah jauh lebih baik daripada di rumah. Pelajar mendapatkan pemantauan langsung dari guru guru, dan juga dapat bebas berkreasi di sekolah bersama teman-teman nya.

“Alhamdulillah tatap muka lagi. Karena waktu di rumah sulit sekali pemantauannya. Kalau di sekolahkan ada gurunya, enak dipantau sama guru. Anak juga bermain sama teman-temannya di sekolah,” kata Neni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com