Selain itu, ia berharap Mikaila bisa lebih mandiri dalam menjalani pembelajaran. Ia mengaku sudah membangun kesepakatan dengan sang anak hanya mengantarkan sekolah selama 3 hari.
"Ya, udah diajak bicara pelan-pelan, kalau mamah nya bisa nganter sampai 3 hari saja. Kebetulan rumah gak jauh dari sini," ungkapnya.
Hal serupa juga dialami oleh Widya Amiati (35), putranya Sandi diharapkan bisa mengikuti setiap pembelajaran di Sekolah Dasar.
Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Siswa dan Guru Kaget Disidak Bupati Purworejo
Tidak muluk-muluk, Ibu rumah tangga satu ini menginginkan sang anak bisa memperlihatkan kemampuannya di setiap mata pelajaran, baik akademis atau non akademis.
"Bisa aja, pintar sih itu kan keinginan semua. Tapi paling tidak berpengalaman lah di luar pendidikan formal," katanya.
Selepas pandemi Covid-19 yang melanda dan sempat membuat pembelajaran sang anak sewaktu Taman Kanak-Kanak (TK) terganggu, Widya mengaku cukup puas melihat anaknya mulai adaptasi.
"Dulu mah waktu TK kan Pandemi yah, jadi enggak terlihat tuh, tapi sekarang hari pertama saya lihat dari pagi dia ceria dan mulai berani cerita baru pulang sekolah juga," jelasnya.
Baca juga: Hari Pertama Bersekolah, Murid di Balikpapan Belum Dapat Seragam Gratis
Kendati lolos di Sekolah Negeri, Widya mengungkapkan kekecewaannya tidak bisa menembus sekolah plus atau favorit karena sistem zonasi.
"Saya dan suami jan generasi lama yah, tentunya bicara soal pendidikan mah nomor satu, saya ingin anak sekolah di tempat terbaik cuma sekarang kan ada zonasi," katanya.