Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dan Harapan Orangtua Murid di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Kompas.com - 18/07/2022, 15:46 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Senyum lebar terpancar dari wajah orangtua murid, melihat langkah kecil anak-anaknya mulai memasuki gerbang SDN Jati Endah 1 di Desa Jati Endah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Tidak sedikit orangtua murid yang menahan air mata melihat keceriaan kala sang buah hati mulai berbaur dan mengikuti intruksi guru.

Lolita Mulyani (33) misalnya. Dia masih tak menyangka Mikaila putri keduanya sudah menjajaki Sekolah Dasar (SD).

Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah di Sumenep, Orangtua Datang Lebih Pagi demi Bangku Paling Depan untuk Anaknya

Loli, sapaannya, sengaja datang lebih pagi dari biasanya untuk memperlihatkan pada sang anak lingkungan sekolah barunya.

"Agak terharu, seperti baru kemarin dia lahir, sekarang udah masuk SD lagi. Hari ini pertama kali dia lihat lingkungan barunya, jadi saya antar sepagi mungkin," katanya ditemui Kompas.com, Senin (17/7/2022).

Dia mengaku, telah mempersiapkan semua alat sekolah Mikaila jauh-jauh hari. Bahkan, khusus di hari pertama anaknya sekolah, Loli ingin, Mikaila duduk paling depan.

"Saya ingin dia bisa fokus menjalani hari-harinya nanti di lingkungan baru," kata dia.

Baca juga: Cerita Orangtua Antar Anak Hari Pertama Sekolah: Cemas, Bolak-balik Beli Buku, hingga Bangun Lebih Pagi

Bukan tanpa alasan, Loli datang pagi-pagi. Ia ingin sang anak bisa memiliki karakter disiplin.

"Saya juga buka sosmed, pergaulan anak-anak generasi sekarang kan mengkhawatirkan, saya ingin dia enggak seperti itu, disiplin lah," ujarnya.

 

Selain itu, ia berharap Mikaila bisa lebih mandiri dalam menjalani pembelajaran. Ia mengaku sudah membangun kesepakatan dengan sang anak hanya mengantarkan sekolah selama 3 hari.

"Ya, udah diajak bicara pelan-pelan, kalau mamah nya bisa nganter sampai 3 hari saja. Kebetulan rumah gak jauh dari sini," ungkapnya.

Hal serupa juga dialami oleh Widya Amiati (35), putranya Sandi diharapkan bisa mengikuti setiap pembelajaran di Sekolah Dasar.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Siswa dan Guru Kaget Disidak Bupati Purworejo

Tidak muluk-muluk, Ibu rumah tangga satu ini menginginkan sang anak bisa memperlihatkan kemampuannya di setiap mata pelajaran, baik akademis atau non akademis.

"Bisa aja, pintar sih itu kan keinginan semua. Tapi paling tidak berpengalaman lah di luar pendidikan formal," katanya.

Selepas pandemi Covid-19 yang melanda dan sempat membuat pembelajaran sang anak sewaktu Taman Kanak-Kanak (TK) terganggu, Widya mengaku cukup puas melihat anaknya mulai adaptasi.

"Dulu mah waktu TK kan Pandemi yah, jadi enggak terlihat tuh, tapi sekarang hari pertama saya lihat dari pagi dia ceria dan mulai berani cerita baru pulang sekolah juga," jelasnya.

Baca juga: Hari Pertama Bersekolah, Murid di Balikpapan Belum Dapat Seragam Gratis

Kendati lolos di Sekolah Negeri, Widya mengungkapkan kekecewaannya tidak bisa menembus sekolah plus atau favorit karena sistem zonasi.

"Saya dan suami jan generasi lama yah, tentunya bicara soal pendidikan mah nomor satu, saya ingin anak sekolah di tempat terbaik cuma sekarang kan ada zonasi," katanya.

 

Bukan menyepelekan Sekolah Dasar (SD) Negeri, kepada Kompas.com, Widya mengaku sudah menyepakati sang anak agar bisa sekolah yang kental dengan agama.

"Awalnya emang kaya gitu, pengen sekali sekolah yang ada plusnya paling tidak soal agama," ungkap dia.

Sementara, Yudi Durahman  salah seorang guru yang jadi panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) mengatakan, untuk tahun sekarang MPLS diterapkan pengenalan karakter Pancasila.

Baca juga: Takut Terlambat di Hari Pertama Sekolah, Orangtua Tak Bisa Tidur Siapkan Perlengkapan

"Metode itu, disesuaikan dengan kurikulum merdeka yang memang menjadi dasar penerimaan siswa tahun ini," kata Yudi.

Selain itu, MPLS di sekolahnya akan berlangsung selama satu pekan. Namun, kata dia, ditekankan pada pengenalan lingkungan baru.

"Jumlah siswa yang masuk sekarang kelas 1 itu ada sekitar 75 siswa, MPLS nya satu minggu, langsung ada pembelajaran dan pengenalan lingkungan baru," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Lahiran di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Lahiran di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Bandung
Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com