Agus menghabiskan waktu selama 10 tahun untuk bisa menggelar pameran prangko. Gedung yang saat ini menjadi Bandung Indah Plazza (BIP) adalah tempatnya pertama kali menggelar pameran.
"Pastinya saya juga punya keinginan untuk berpameran. Sepertinya kalau belum pameran belum sah aja menjadi seorang Filatelis, kira-kira gitu lah," sambungnya yang mengusung tema peta untuk pameran pertamanya.
"Koleksi itu harus punya cerita yang kuat, makanya dilengkapi dengan narasi, kemudian jenis prangko juga harus beragam upayakan tidak ada prangko yang sejenis atau sama saat pameran," katanya.
Aspek produk filateli lainnya, seperti cap pos hingga sampul hari pertama, bisa memengaruhi aspek penilaian dalam pameran filateli.
Sementara untuk lomba prangko, kata Agus, ada sejumlah hal yang jadi penilaian. Mulai dari keaslian, keutuhan, hingga kelangkaan prangko.
Kepada Kompas.com, Agus juga memperlihatkan ribuan koleksi prangko miliknya.
Mulai dari, tema gerhana matahari total medio 1984, peluncuran misi antariksa, ajang olahraga bergengsi seperti Piala Dunia, Olimpiade, sosok dan masih banyak lagi.
Agus juga memperlihatkan susunan prangko yang ia pamerkan pada tahun 1985.
Agus menyimpan prangko dalam album foto. Ada sebanyak, 5 album, belum termasuk yang berceceran.