Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Stunting di Garut Capai 31.923, Pemkab Siapkan Rp 6 Miliar untuk Makanan Tambahan

Kompas.com - 19/07/2022, 13:19 WIB
Ari Maulana Karang,
Reni Susanti

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Sebanyak 31.923 dari 219.955 balita di Garut dinyatakan stunting. Jumlah ini lebih rendah dibanding hasil riset kesehatan nasional. 

Dalam riset tersebut dikatakan, stunting di Kabupaten Garut mencapai 35,2 persen. Angka ini menjadikan Garut peringkat pertama jumlah balita stunting di Jawa Barat.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengungkapkan, data 31.923 balita stunting itu didapat dari Bulan Pencarian Stunting (BPS). Data yang dihimpun begitu lengkap dari identitas hingga alamat bayi. 

Baca juga: 7 Persen Balita di Bandung Masuk Kategori Stunting, Penyebabnya Bukan Hanya Makanan

Setelah data balita stunting terhimpun, Pemkab Garut akan melakukan langkah-langkah intervensi cepat dan terukur. Yakni dengan pemberian makanan tambahan berupa satu butir telur per hari ditambah minum susu formula 2 kali sehari selama 30 sampai 60 hari.

"Pemberian makanan tambahan akan dibiayai dari APBD Garut sebesar Rp 6 miliar," jelas Rudy, saat melaunching gerakan TOSS (Temukan Obati Sayangi Balita Stunting), Senin (18/07/2022).

Terpisah, Kepala Bidang Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut menyampaikan, kesehatan balita stunting juga akan diperiksa berkala. Pihaknya akan memberikan pengobatan jika ada penyakit penyerta.

"Pemerintah daerah juga memberikan pendampingan pada keluarga berisiko stunting untuk mencegah adanya stunting baru," kata Yeni, Selasa (19/07/2022).

Baca juga: Angka Stunting Tinggi di Beberapa Wilayah di Jateng, Ini Kata Ganjar

Yeni menuturkan, pemberian makanan tambahan, akan diberikan kepada lebih dari 8.000 balita stunting berusia 6-23 bulan atau dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Distribusi makanan tambahan ini, sambung Yeni, akan dilakukan Tim TOSS. Mereka akan memastikan makanan tambahan dikonsumsi sasaran balita stunting.

Tim TOSS sendiri menjadi Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader penyuluh KB dan PKK yang akan melakukan pendampingan keluarga yang memiliki balita stunting.

"Tugasnya memastikan makanan tambahan dikonsumsi oleh balita stunting dan memberikan edukasi tentang ketahanan keluarga," jelasnya.

Ketahanan keluarga, menurut Yeni, meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, makanan bergizi, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), keluarga berencana, dan lainnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, dalam 3-6 bulan, semua balita terbebas dari stunting dan tidak ada lagi kasus stunting baru dengan upaya pendampingan keluarga.

"Kita optimis di akhir tahun 2024 nanti, target nasional angka stunting 14 persen bisa tercapai," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Lahiran di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Lahiran di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Bandung
Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com