Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Petani Cabai Rawit di Bandung, Gagal Panen karena Hama Patek hingga Berharap Subsidi Pupuk

Kompas.com - 20/07/2022, 20:23 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Udin Saepudin (50) hanya bisa mengusap dada kala panen cabai rawit merah miliknya gagal panen akibat hama patek.

Petani yang memiliki lahan di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu mengaku masih belum menemukan obat untuk mengantisipasi hama patek.

"Kemarin kena hama patek, memang sejauh ini belum ditemukan itu obatnya. Ada obat kimia malah bikin rusak tanaman, mungkin mengobati gampang tapi yang susah itu menjaganya," ujar Udin ditemui Kompas.com, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Paceklik, Petani Cabai Kabupaten Bandung Keluhkan Cuaca Ekstrem hingga Gangguan Hama

Tak hanya rusak akibat hama patek, Udin menyebut faktor cuaca serta dan minimnya penanaman menjadikan ia kehilangan penghasilannya.

"Karena hama turun 25 kg terus 16 Kg 10 sampai 6 kg, setelah gak ada hama harganya yang naik," kata dia.

Saat ini, kata dia, harga dari petani ke pasar sedang mengalami penurunan. Khusus cabai rawit saat ini Rp 50.000 per kilogram, paling tinggi Rp 75.000 perkilogram.

"Begitu juga dengan tomat, sekarang hanya Rp 7.500 per kilogram, kemarin menginjak Rp 12.000," jelasnya.

Persoalan hama patek, cuaca, dan pemupukan menjadi salah satu hambatan di lahan yang ia tanami 1.000 batang cabe rawit.

"Biasanya kalau lagi bagus Rp 60.000, cengek itu panen 120 harian dari penanaman sampai panen," tuturnya.

Baca juga: Harga TBS Sawit Menukik Tajam, Harga Pupuk Melambung Tinggi, Petani Menjerit

Kendati begitu, ia sudah tak kaget lagi mendengar atau melihat harga di pasaran yang semakin melonjak tinggi.

Ia berharap pemerintah memberikan subsidi pupuk dan obat-obatan. 

"Harga turun, obat naik, kemarin obat Rp 83.000 sekarang Rp 90.000  malah sampai Rp 100.000, harga turun pembelian naik, itu juga berlaku pada pupuk," jelasnya.

Selain itu, ia berharap pemerintah bisa kembali menstabilkan harga di pasaran dan mengeluarkan kebijakan agar harga dari petani pun bisa sesuai.

"Harapannya mah stabil lagi aja, karena kami juga ingin untung. Kemudian soal pupuk juga kami berharap bisa dibantu pemerintah, kalau misalkan Rp 200.000 bisa cukup dari penanaman sampai panen," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com