Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPA Sebut Ada Siswa SMP di Jabar Berperilaku Menyimpang pada Hewan dan Merekamnya

Kompas.com - 23/07/2022, 17:39 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jabar tengah menangani sejumlah kasus anak. Salah satunya, kasus perilaku menyimpang pada hewan yang dilakukan anak-anak SMP.

Manager Program LPA Jabar, Diana Wati mengatakan, kasus ini melibatkan sejumlah siswa SMP di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Mereka melakukan perilaku menyimpang pada hewan dan merekamnya. 

"Ada satu sekolah merazia hp muridnya. Saat dibuka, ada anak yang terjebak perilaku kurang baik. Mereka melakukan pelecehan seksual ke domba, kucing, hingga bebek," ujar Manager Program LPA Jabar, Diana Wati saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/7/2022).

Baca juga: RSUD SMC Ungkap Penyebab Meninggalnya Bocah SD di Tasikmalaya: Depresi, Thypoid, dan Peradangan Otak

Diana mengatakan, razia ini berawal dari laporan sejumlah siswa terkait perilaku menyimpang inin. Karena khawatir, guru terpaksa melakukan razia.

Begitu memeriksa handphone yang dirazia, para guru ini kaget. Mereka melihat video perilaku menyimpang terhadap hewan.

Baca juga: Respons Keras Ridwan Kamil soal Perundungan Bocah SD di Tasikmalaya, Sebut Peran Sekolah dan Orangtua

Ketika ditelusuri lebih jauh, tindakan anak-anak tersebut lebih ke penasaran. Mereka kemudian mencontoh dari media sosial.

Mengenai alasan mereka merekam tindakan tersebut, anak-anak ini tidak bisa menjelaskan. Karena sebenarnya, mereka sendiri tidak begitu paham dengan apa yang mereka lakukan.

Tim LPA Jabar kemudian mendampingi anak-anak ini bersama guru melalui berbagai pendekatan. Setelah 6 bulan berlalu, kondisi anak-anak tersebut membaik.

Kasus lainnya yang ditangani LPA adalah pelecehan seksual dan yang berhubungan dengan dunia digital. 

Untuk itu ia berharap aturan terkait perlindungan dunia digital benar-benar bisa melindungi anak-anak.

Orangtua bekerjasama dengan sekolah

Tak hanya itu, orangtua dan sekolah harus bekerjasama. Misalnya, sekolah memberikan info komplit terkait organ tubuh.

"Ketika menjelaskan tentang organ tubuh, jelaskan pula efeknya ketika organ tubuh digunakan untuk pergaulan bebas," tutur dia.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah SD di Tasikmalaya, Di-bully, Dipukuli, Dipaksa Setubuhi Kucing, Depresi lalu Meninggal

Karena dari beberapa kasus pernikahan dini yang disebabkan hamil duluan, mereka heran kenapa bisa hamil. Sebab mereka hanya melakukan hubungan seks sebentar dan sekali.

"Anak-anak itu ada yang bertanya, kok sekali bisa hamil. Ini memperlihatkan informasi kepada anak-anak ibu belum menyeluruh," ungkap dia.

Untuk orangtua, salah satu yang bisa dilakukan, ketika memberikan handphone pada anak, ajarkan pula bagaimana cara bijak menggunakannya.

Berita sebelumnya, seorang bocah SD di Tasikmalaya meninggal setelah dipaksa teman-temannya menyetubuhi kucing dan direkam.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Bandung
Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Bandung
Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Bandung
HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

Bandung
Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Bandung
Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Bandung
Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Bandung
Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Bandung
Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Bandung
Dishub Garut Sebut Delman 'Lenyap' Bikin Jalur Mudik Lancar

Dishub Garut Sebut Delman "Lenyap" Bikin Jalur Mudik Lancar

Bandung
Jasad Didi Dikubur di Dapur Rumahnya, Pencarian Berujung Duka

Jasad Didi Dikubur di Dapur Rumahnya, Pencarian Berujung Duka

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com