Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Limbah TPA Cikolotok Purwakarta Dituding Cemari Sungai

Kompas.com - 28/07/2022, 13:44 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Air limbah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikolotok, Purwakarta, Jawa Barat, dituding menjadi biang pencemaran sungai. Hal ini menimbulkan protes warga Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan.

Anggota Komisi III DPRD Purwakarta Hidayat, mengaku telah mengecek TPA Cikolotok pada Selasa (26/7/2022), setelah mendapat keluhan dari warga Desa Margsari.

"Setelah kami amati, ternyata pengelolaan sampah di Cikolotok belum sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur),” kata Hidayat saat dihubungi, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Setelah Hampir Sepekan Hilang saat Pamit Setrum Sidat, Novianto Ditemukan Tewas di Hulu Sungai

Hidayat mengaku prihatin dengan kondisi pengelolaan sampah di TPA Cikolotok. Menurutnya, pengelolaannya kurang efektif, termasuk dalam mengatasi limbah air dari tumpukan sampah.

Karenanya, Hidayat mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta segera menangani dampak sampah di TPA Cikolotok. Ia berharap pencemaran tersebut tak dibiarkan berlarut-larut. Sebab, merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar TPA.

"Sungai ini menjadi sumber air masyarakat di sekitar (TPA), salah satunya untuk kebutuhan pengairan sawah. Kalau tercemar seperti ini, jelas airnya tidak akan bisa digunakan," beber Hidayat.

Komisi III, kata Hudayat, mengusulkan pembuatan penampungan air limbah. Selain itu, tata kelola pengolahan sampah juga perlu dibuat sistematis.

Baca juga: Hasil Otopsi Ulang Jadi Patokan Penyidikan, Ayah Brigadir J: Apapun Hasilnya Kita Berlapang Dada

 

Misalnya, membuat tempat penampungan dan pengolahan khusus untuk air dari tumpukan sampah. Sehingga, kadar pencemarannya bisa diturunkan sebelum dibuang ke sungai.

"Selain tempat penampungan dan saluran untuk air limbah, bila perlu terlebih dahulu dibuat tanggul di sekitar sungai. Sehingga, airnya tidak limpas ke sungai yang menjadi sumber air warga," kata Hidayat.

Hidayat juga mengkritisi keberadaan ratusan ekor sapi di TPA Cikolotok. Hewan tersebut, kata dia, nampak mencari makanan dari tumpukan sampah. Ia mengaku khawatir kesehatan sapi terganggu, juga kelayakan konsumsi dagingnya.

"Ya khawatir saja, bisa saja kan sapi itu memakan daun yang bercampur limbah B3," ucap Hidayat.

Baca juga: Tolak Lokasi Kecelakaan Odong-odong Ditutup, Warga Serang Swadaya Buat Palang Pintu Pelintasan KA

Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta Irfan Suryana mengatakan, pihaknya tengah berupaya menangani permasalahan tersebut. Di antaranya merancang penampungan air limbah dan membuat tanggul.

Hanya saja, kata Irfan, saat ini masih terkendala anggaran dari pemerintah daerah.

"Kita sudah merancang untuk membuatnya (penampungan air limbah), termasuk membuat tanggul. Sehingga, air limbah tidak limpas ke aliran sungai,” ujarnya.

Irfan menyebut, pihaknya juga telah memperingatkan pemilik sapi agar tidak membiarkan sapi berada di TPA.

Terkait keberadaan ratusan sapi di lokasi pembuangan sampah, Irfan menduga jika hewan ternak itu memang sengaja digembalakan oleh pemiliknya.

Sapi tersebut, kata dia, bukan milik warga sekitar. Melainkan warga dari luar Purwakarta.

"Sebenarnya, kita sudah beberapa kali juga meminta para pemiliknya untuk tidak menggembalakan sapi di TPA. Tapi, hanya beberapa saat saja permintaan kita digubris," ungkap Irfan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Bupati Majalengka Diperiksa 8 Jam sebagai Saksi Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Mantan Bupati Majalengka Diperiksa 8 Jam sebagai Saksi Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Pemilik Bengkel di Cirebon Dirampok dan Dibunuh

Pemilik Bengkel di Cirebon Dirampok dan Dibunuh

Bandung
Pendaftaran PPK Pilkada Karawang 2024 Dibuka, 'Track Record' Jadi Pertimbangan

Pendaftaran PPK Pilkada Karawang 2024 Dibuka, "Track Record" Jadi Pertimbangan

Bandung
Emak-emak di Karawang Mengamuk, Bakar Saung Tempat Transaksi Obat Keras

Emak-emak di Karawang Mengamuk, Bakar Saung Tempat Transaksi Obat Keras

Bandung
2 ABK di Cirebon Ditemukan Tewas di Palka Kapal, 1 Orang Lainnya Kritis

2 ABK di Cirebon Ditemukan Tewas di Palka Kapal, 1 Orang Lainnya Kritis

Bandung
3 Jam Dibuka, Pendaftaran PPK Pilkada Garut 2024 Langsung Diserbu 500 Pelamar

3 Jam Dibuka, Pendaftaran PPK Pilkada Garut 2024 Langsung Diserbu 500 Pelamar

Bandung
Golkar Sebut Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Wali Kota Bandung

Golkar Sebut Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Wali Kota Bandung

Bandung
1 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang di Kertasari, Bandung

1 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang di Kertasari, Bandung

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Bandung
Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Bandung
Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Bandung
Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Bandung
Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com