Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangdam III Siliwangi: Dua Kecamatan di Kabupaten Bandung Bukan Basis NII

Kompas.com - 09/08/2022, 19:52 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Deklarasi anggota Negara Islam Indonesia (NII) di wilayah Kabupaten Bandung sudah terjadi sebanyak 2 kali.

Pertama, terjadi di Kecamatan Cileunyi, sebanyak 49 orang anggota NII akhirnya memeluk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terbaru, sebanyak 50 orang anggota NII kembali melakukan deklarasi di Kampung Ciwaru Desa Ciporeat Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di Mako Komando Rayon Militer (Koramil) 2413, pada Selasa (9/8/2022).

Baca juga: 50 Anggota NII di Cilengkrang Bandung Kembali ke NKRI: Kami Harap Ada Jaminan

Pangdam III Siliwangi Mayor Jendral (Mayjend) TNI Kunto Arif Wibowo mengatakan, kedua wilayah Kecamatan tersebut bukan merupakan basis dari pergerakan NII di Kabupaten Bandung.

"Nggak lah, kalau saya bilang basis yang seperti ini yang mudah kita pelajari," katanya ditemui Kompas.com.

Kunto mengaku lebih khawatir adanya gerakan baru, baik masih dari NII atau dari kelompok yang lain.

"Yang saya takutkan justru malah bukan dari mereka (NII), malah ada yang baru lagi yang kita kadang tidak tahu juga sumbernya dari mana," terangnya.

Pihaknya meminta 50 anggota NII yang telah mendeklarasikan diri ke NKRI bisa mengajak jaringan yang lainnya agar mengikuti jejak yang sama.

"Kita harapkan ada deklarasi berikutnya lagi, yang artinya mereka menjadi jaminan untum teman-temannya lagi, tentunya yang bisa ngomong kan mereka yang mengalami hal itu, dan itu mereka yang tahu," tambahnya.

Terpenting saat ini, kata dia, terbangunnya kesepahaman terkait proses pembangunan bangsa.

"Nah seperti itu, makanya sekarang ini untuk supaya ada persepsi yang sama," ujar Kunto.

Kendati sudah ada yang kembali ke NKRI, pihaknya tak menampik jika proses perekrutan gerakan serupa masih terjadi.

Namun, proses rekrut tersebut bisa dipatahkan dengan gerakan yang dibangun oleh mantan anggota NII yang terus berupaya mengajak agar kembali ke Indonesia. Sehingga, lanjutnya, hal tersebut bisa menjadi sebuah perbandingan.

"Ya masih, selagi masih, kalau kita boleh jujur ya, buat perekrutan itu kan kembali lagi kepada bagaimana kita bisa meyakini, bisa menjamin menjadi pembanding," ungkapnya.

Menurutnya, jika tidak ada pembanding dalam proses deradikalisasi, maka akan terjadi kesulitan bahkan cenderung melahirkan gerakan baru.

Pasalnya, setiap proses rekrut gerakan Non-Pancasila itu merupakan dampak dari sebuah keadaan.

"Kita kalau nggak ada pembanding, ya sudah pasti itu yang saya ikuti, bahkan bisa lebih berbahaya lagi. Ini karena dampak apa, mungkin karena ketidakadilan, emosional, dan tidak bisa memberikan segala macam, bisa saja, termasuk ideologi barat itu bisa saja terjadi," terang dia.

Baca juga: Dianggap Makar, 3 Jenderal NII Divonis 4,5 Tahun dan 1,5 Tahun Penjara

Kunto menuturkan, kembalinya anggota NII untuk kembali memeluk ideologi Pancasila mesti dijamin sesuai dengan bunyi Sila ke-5.

"Nah kita harus menjaga, bahwa kita ideologi pancasila itu tadi, ujung-ujungnya kita harus bisa memberikan keadilan sosial itu, memberikan lapangan pekerjaan, memberikan pengelolaan yang seimbang, seperti itu," beber dia.

Pihaknya berharap, warga NII yang belum bergabung ke Indonesia segera melakukanya, pun dengan warga NII yang sudah memeluk NKRI agar memiliki pandangan yang sama terkait kehidupan berbangsa.

"Harapan saya, mereka bisa kembali ke kita, bisa membangun, punya pandangan yang sama, saya juga punya Tuhan, punya keyakinan, tapi karena kita hidup di dunia, kita harus membangun, harus melakukan, kita tidak bisa hanya dengan ucapan janji," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com