Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 3 Bulan Warga Kampung di Bandung Barat Diselimuti Abu Hitam, Diduga Limbah Batu Bara

Kompas.com - 10/08/2022, 14:39 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Hujan abu hitam melanda permukiman warga Kampung Cibingbin, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Abu hitam pekat tersebut turun dari langit dan menyelimuti permukiman warga di satu kampung, sedikitnya warga di 2 RT dalam kampung itu yang mengeluhkan hujan abu sejak tiga bulan lalu.

Setelah ditelusuri, abu hitam yang menghujani permukiman warga itu berasal dari cerobong asap sebuah pabrik hasil dari aktivitas peleburan logam.

Baca juga: Limbah Batu Bara Jadi Bahan Baku Batako, Salah Satu Sebab Situ Ciburuy Menghitam

Diduga, abu hitam itu merupakan limbah dari sisa pembakaran batu bara atau fly ash and bottom ash (FABA) yang beterbangan melalui cerobong asap saat aktivitas produksi peleburan logam.

Dedeh Hartati (53), warga setempat yang rumahnya hanya berjarak sekitar 10 meter dari cerobong asap pabrik tersebut merasakan betul polusi udara berupa abu batu bara itu.

"Kalau pas abunya keluar itu bau, hujan abu warnanya hitam, ke cucian jadi hitam, ke pernafasan sesak, ke mata perih," ungkap Dedeh saat ditemui di kediamannya, Rabu (10/8/2022).

Warga menunjukkan debu batu bara yang berasal dari cerobong asap pabrik peleburan logam di Bandung Barat.KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun Warga menunjukkan debu batu bara yang berasal dari cerobong asap pabrik peleburan logam di Bandung Barat.

Menurut Dedeh, polusi udara ini sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir.

Baca juga: Saat Limbah Batu Bara di Pekanbaru Dimanfaatkan untuk Bahan Bangunan

Warga bahkan sudah bolak-balik melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat.

"(Fenomena) hujan abu ini terjadi kira-kira sejak bulan puasa atau sekitar habis lebaran," ungkap Dedeh.

 

Warga menunjukkan debu batu bara yang berasal dari cerobong asap pabrik peleburan logam di Bandung Barat.KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun Warga menunjukkan debu batu bara yang berasal dari cerobong asap pabrik peleburan logam di Bandung Barat.
Warga lainnya, Rina Santika (36) menerangkan, cerobong asap pabrik yang menghembuskan abu batu bara itu hampir setiap hari terjadi.

Polusi udara yang paling terasa menurutnya terjadi mulai dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore, cerobong asap itu menyemburkan abu batu bara itu per 2 jam sekali.

"Dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore, rumah saya seperti kandang kerbau diasap. Asap hitam itu yang tebalnya terrasa per dua jam sekali," ujar Rina.

Baca juga: Limbah Batu Bara Bisa Dijadikan Beton

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) DLH KBB Idad Saadudin mengatakan, belum ada kepastian hujan abu yang sering terjadi di Kampung Cibingbin merupakan FABA.

Pasalnya, sampel abu itu perlu diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan itu disebut Idad akan memakan waktu lama.

Namun, dia mengatakan, pabrik tersebut sudah masuk dalam daftar perusahaan yang bermasalah.

"Pabrik (peleburan logam) itu memang bermasalah sudah sejak lama. Saat ini sedang dalam pembinaan DLH," sebut Idad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Barat, 29 Maret 2024

Bandung
Sosok Wanita Penyimpan Puluhan Senjata Api Ilegal di Bandung...

Sosok Wanita Penyimpan Puluhan Senjata Api Ilegal di Bandung...

Bandung
Warga Keluhkan Air dari SPAM Gedebage Bandung Keruh

Warga Keluhkan Air dari SPAM Gedebage Bandung Keruh

Bandung
Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten Direncanakan, Pelaku Nyamar Jadi Pembeli

Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten Direncanakan, Pelaku Nyamar Jadi Pembeli

Bandung
Catat, 8 Titik Putaran Balik di Karawang yang Tetap Buka Saat Mudik 2024

Catat, 8 Titik Putaran Balik di Karawang yang Tetap Buka Saat Mudik 2024

Bandung
Deretan Toko dan Bank di Jalan Tasikmalaya-Garut Kebakaran, Bermula Api dari Kios Bakso

Deretan Toko dan Bank di Jalan Tasikmalaya-Garut Kebakaran, Bermula Api dari Kios Bakso

Bandung
Banding Panji Gumilang terhadap Ridwan Kamil Ditolak Pengadilan Tinggi Bandung

Banding Panji Gumilang terhadap Ridwan Kamil Ditolak Pengadilan Tinggi Bandung

Bandung
Mudik 2024, 1.500 Personel Gabungan dan 26 Pos Disiapkan di Bandung

Mudik 2024, 1.500 Personel Gabungan dan 26 Pos Disiapkan di Bandung

Bandung
6 'Debt Collector' yang Ancam Korbannya di Nagreg Bandung Diamankan

6 "Debt Collector" yang Ancam Korbannya di Nagreg Bandung Diamankan

Bandung
Balap Lari Liar di Tasikmalaya Dibubarkan Polisi, Ajang Perjudian dan Ganggu Arus Kendaraan

Balap Lari Liar di Tasikmalaya Dibubarkan Polisi, Ajang Perjudian dan Ganggu Arus Kendaraan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Disidang Hari Ini

Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Disidang Hari Ini

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Daftar Puluhan Senjata Api yang Ditemukan di Sebuah Rumah di Bandung

Daftar Puluhan Senjata Api yang Ditemukan di Sebuah Rumah di Bandung

Bandung
Bey Pastikan Perbaikan 320 Jalan Berlubang di Jabar Selesai H-10 Lebaran

Bey Pastikan Perbaikan 320 Jalan Berlubang di Jabar Selesai H-10 Lebaran

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com