Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Observatorium Bosscha: Harga Tiket, Jam Buka, dan Sejarahnya

Kompas.com - 14/08/2022, 06:56 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Observatorium Bosscha adalah bangunan cagar budaya sekaligus lokasi penelitian astronomi modern pertama di Asia Tenggara.

Adapun di Indonesia, Observatorium Bosscha menjadi lokasi penelitian astronomi terbesar sekaligus tertua di tanah air.

Baca juga: Observatorium Bosscha, Tempat Persembunyian Ikonik di Film Petualangan Sherina

Bangunan Observatorium Bosscha berada di Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Baca juga: Heboh Kemunculan Observatorium Bosscha di Pengabdi Setan 2: Communion

Nama Observatorium Bosscha diambil dari nama pengusaha perkebunan Karel Rudolf Bosscha yang turut menymbang dana pembangunan tempat ini.

Baca juga: Bosscha, Sinema dan Berharap Daya Cipta

Salah satu ciri khas dari Observatorium Bosscha adalah kubah putih Gedung Koppel, serta penampakan Teleskop Refraktor Ganda Zeiss.

Harga Tiket dan Jam Buka Observatorium Bosscha

Dilansir dari laman resmi Observatorium Bosscha, untuk sementara program kunjungan masih ditutup untuk umum terkait kondisi pandemi Covid-19.

Oleh karena itu belum ada rilis resmi terkait harga tiket maupun jam buka Observatorium Bosscha bagi pengunjung.

Namun terkait pendaftaran program kunjungan, masyarakat bisa mengunjungi laman https://bosscha.itb.ac.id/id/publik/kunjungan/.

Pada laman tersebut terdapat informasi mengenai program kunjungan mulai dari pendaftaran, cra reservasi, aturan berkunjung, hingga tips ketika berkunjung ke Observatorium Bosscha.

Sejarah Singkat Observatorium Bosscha

Dilansir dari laman Sistem Registrasi Cagar Budaya Kemendikbud, keberadaan Observatorium Bosscha berkaitan dengan keberadaan Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Ilmu Perbintangan Hindia Belanda.

Hasil rapat NISV di Hotel Homann Bandung tercetus sebuah satu gagasan untuk membangun observatorium besar di wilayah Hindia Belanda.

Gagasan tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya persiapan pembangunan observatorium pada tahun 1920-1923.

Pembangunannya dilakukan pada tahun 1923 dengan menggaet Wolff Schoemaker sebagai arsitek dan De Hollandsche Beton Maatschappij yang membuat bagian pondasi bangunannya.

Namun sosok paling menonjol adalah Karel Rudolf Bosscha (1865-1928) yaitu seorang pengusaha perkebunan yang mnyumbang dana pembangunan observatorium ini.

Bosscha juga yang berhasil mendapatkan bantuan dari pemilik perusahaan susu “Baroe Adjak” Ursone Bersaudara berupa tanah seluas 6 hektar di daerah Lembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com