Selain itu, minimnya fasilitas pelestarian budaya wayang golek juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Cibiru dan Cinunuk terlupakan sebagai tempat kelahiran wayang golek.
"Di sana (Jelekong) punya padepokan, kalau di Cibiru atau Cinunuk itu enggak ada. Mudah- mudahan disini bisa ada padepokan untuk pengenalan wayang," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Wawan Ahmad Ridwan mengatakan hal serupa.
Menurut dia, Cibiru, Cinunuk dan Cileunyi terlupakan sebagai tempat kelahiran wayang golek lantaran minimnya regenerasi yang mau melestarikan kesenian wayang golek asli dari Ki Darman.
"Yang paling penting adalah kolaborasi pemerintah, tokoh budaya kecamatan sini, untuk mendorong semua kegiatan kebudayaan di sini tidak hanya wayang golek, saja kebudayaan lain pun perlu regenerasi.
Lemahnya disini adalah regenerasi, kalau di Jelekong regenerasinya jelas, di sini harus ada kecintaan tidak hanya keturunan Ki Darman tapi harus dari masyarakat sini juga," bebernya.
Baca juga: 5 Oleh-oleh Kesenian Khas Bandung, Wayang Golek hingga Angklung
Wawan memastikan pihaknya akan mengakomodir keinginan pelaku kesenian wayang golek agar regenerasi wayang golek asli dari Ki Darman bisa dilestarikan.
"Kita ada program dan saluran yang jelas, silakan pengajuan program ke tingkat dinas, nanti oleh dinas direspon lewat anggaran," tandasnya.
Di tempat yang sama, Ki Pamanah salah satu tokoh masyarakat Cinunuk berharap daerahnya bisa kembali dikenal masyarakat terutama generasi muda sebagai tempat kelahiran wayang golek lewat kurikulum disekolah.
"Generasi muda yang hidup di jaman sekarang harus mengenal budaya wayang golek. Harus jadi ikon baru bahwa Cibiru, Cinunuk, Cileunyi sebagai tempat kelahiran wayang golek dan jadi edukasi dimasuki ke kurikulum sekolah. Kalau masuk kurikulum sekolah, Insya Allah anak-anak tahu sejarah wayang yang utama wayang adalah warisan yang bukan hanya tontonan tapi juga tuntunan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.