BANDUNG, KOMPAS.com - Salah satu kawasan wisata kebanggaan Kota Bandung adalah Braga. Selain kental dengan sejarahnya, kawasan ini merupakan display lukisan seniman Bandung.
Uniknya, display lukisan tidak dilakukan di tempat tertutup. Melainkan di sepanjang Jalan Braga. Lantas siapa pionir Braga menjadi display lukisan ini?
Ketua Dewan Kesenian Kota Bandung, Rahmat Jabaril mengatakan, pionir tersebut bernama Abah Ropih, salah satu tokoh seniman Kota Bandung.
Baca juga: Terinspirasi Citayam Fashion Week, Brand Lokal Bandung Inisiasi Braga Fashion Week
Rahmat mengatakan, pada 80 hingga 90-an, Jalan Braga sepi. Kondisi Braga mulai berubah sejak Abah Ropih, tokoh seniman Kota Bandung menginisiasi trotoar sebagai display karya lukisan para seniman di tahun 2000.
"Akhirnya dari sana Braga jadi punya daya tarik tersendiri. Malah banyak orang yang ikut berkarya dan berjualan di sana, sehingga terbangun suasana lain tentang Jalan Braga," ujar Rahmat, dalam rilisnya, Selasa (16/8/2022).
Hadirnya para seniman lukisan di Braga berdampak pada munculnya bentuk ekonomi kreatif lain di sana, seperti fotografi dan kuliner.
Selain itu, Abah Ropih ingin menjadikan Braga sebagai tempat pembelajaran seni.
"Keinginan Abah Ropih, Jalan Braga bisa menjadi perguruan seni secara tidak langsung, seperti 'universitas terbuka'. Semua orang bisa belajar di sana dengan para senior. Siapa pun boleh belajar dan berjualan," ungkapnya.
Baca juga: Pemkot Bandung Akan Kembali Percantik Jalan Braga
Bagi Rahmat, Abah Ropih merupakan salah satu tokoh seniman yang multitalent.
Abah tak hanya fokus pada seni rupa, tapi juga mengeksplorasi seni lainnya, seperti musik tradisional, sehingga bisa merangkul semua seniman di Kota Bandung.
Selain sebagai pelukis, Abah Ropih juga penggagas ruang kreatif di Jalan Braga.
"Dulu, tidak begitu banyak cafe di Braga, paling adanya toko buku. Apalagi kalau ke arah Braga Selatan, itu justru banyak toko yang tutup. Sekarang mulai banyak cafe di daerah sana sejak mulai ramainya lukisan yang berjualan di sekitarnya," ucap Rahmat.
Ia mengaku, orang luar Bandung mengenal Braga sebagai kawasan seni, terutama seni lukis. Sehingga, jika ada yang ingin membeli karya lukis, mereka langsung tahu tempat yang paling tepat adalah Braga.
"Braga ini dijadikan sebagai jalan seni, menjadi aset wisata Kota Bandung. Tinggal bagaimana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa memperluas kolaborasi dengan dan memfasilitasi para seniman untuk bisa menghidupkan usaha di kawasan Braga," jelasnya.
Baca juga: Sejarah Braga Jalan Legendaris di Kota Bandung, Dulu Akses Menuju Gudang Kopi
Ia menambahkan, pendapatan daerah Kota Bandung sebagian besar merupakan dari hasil kreativitas masyarakat yang bernilai seni.
Sehingga Kota Bandung dikenal masyarakat luas sebagai pusatnya para seniman. Bahkan, banyak seniman Kota Bandung yang menginspirasi terciptanya festival besar di kota-kota lain.
"Kita juga berharap, setiap tahun Pemkot bisa mengadakan festival seni. Misalnya setiap Desember ada festival seni di Braga, mulai dari seni tradisional sampai ke seni kontemporer," tuturnya.
"Bisa menciptakan branding kalau braga itu semacam barometer kesenian di Kota Bandung," imbuh Rahmat.
Baca juga: Braga Culinary Night Pertama Kali Digelar di Bandung
Oleh karena itu, Rahmat berharap, agar di setiap RW bisa tersedia program kesanggaran sebagai penyalur bakat para pemuda di tataran paling kecil.
"Kalau mereka bisa terlatih dan terdidik di RW, Pemkot Bandung bisa melibatkan para seniman yang sudah terlatih di setiap daerah ini," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.