Kakeknya, Raden Yassin Muhammad merupakan salah satu putra dari Raden Muhammad Zahidin yang merupakan putra tunggal dari Syeik Arif Muhammad, penyebar agama Islam dan Tumenggung di Cangkuang Garut.
Sejak 1960 Kapten Masrin menarik diri dari perpolitikan. Ia mengabdi sebagai lurah Bojong Rengasdengklok dan guru ngaji. Dalam kenangannya, Kapten Masrin tak lepas dari tasbih saat di rumah.
"Jadi lurah pun tidak ada honor. Pun selepas jadi veteran, dia tidak menerima honor. Orangnya memang berjuang tanpa pamrih," ungkap Wiwin sambil terkenang.
Wiwin mengenang ayahnya sebagai sosok yang sederhana. Kepada keluarganya, Kapten Masrin tak pernah bercerita bahwa dirinya seorang pejuang. Ia justru tahu kisah ayahnya dari veteran yang kerap menyambangi rumahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.