Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Difabel Yayat Supriatna, Bangkit dari Keterpurukan, Gunakan Tangan Palsu Jadi Drummer

Kompas.com - 22/08/2022, 17:50 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - 2019, menjadi tahun yang sulit dilupakan Yayat Supriatna (43 tahun). Kecelakaan yang menimpanya membuat ia kehilangan tangannya.

Saat itu, Yayat sedang melakukan tugasnya sebagai teknisi di salah satu perusahaan instalasi pemasangan internet. Kebetulan hari itu lokasinya dekat dengan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi).

"Sepertinya ada arus yang bocor. Sata kesetrum, diikuti bunyi gardu yang meledak. Kata teman saya, saat listrik mati saya lepas dari tegangan listrik," ujar Yayat dalam Salman Techno Fest, Minggu (21/8/2022).

Baca juga: Buntut Video Viral Penumpang Difabel Ditolak Naik KRL, KCI Sampaikan Permohonan Maaf dan Tingkatkan Pelayanan

Akibatnya, tangan kirinya harus diamputasi. Sedangkan tangan kanannya masih bisa dipertahankan, namun tidak bisa normal.

Sebab tendon atau jaringan yang menempelkan tulang ke otot dari tangan kanannya hanya tersisa satu untuk aliran oksigen.

Menghadapi kenyataan tangannya diamputasi, ia mengalami depresi. Ia merasa hidupnya tak berarti. Bahkan beberapa kali bertemu psikiater.

"Saya merasa hidup untuk apa, bagaimana dengan istri dan anak saya?" ucap dia.

Tapi keluarga dan orang di sekelilingnya tak berhenti memberikan dukungan. Sedikit demi sedikit, harapan mulai muncul pada diri Yayat.

Puncaknya saat ia dipertemukan dengan Wildan Trusaji, dosen Fakultas Teknik Industri ITB. Wildan saat itu menggarap inovasi tangan dan kaki palsu bersistem protestik untuk disalurkan ke kaum difabel.

Baca juga: Vent-I, Ventilator Portabel Karya Anak Bangsa, Segera Diproduksi Massal oleh Perusahaan Jepang

Berkat bantuan tangan bionik tersebut, kepercayaan diri Yayat meningkat. Ia kini membantu istrinya berjualan di online shop, meskipun kantornya masih tetap memberikan gaji bulanan.

Tak hanya itu, ia kini bisa kembali menekuni hobinya menabuh drum.

"Sekarang suka tampil bermain drum, punya akun YouTube juga," ucap dia.

Wildan Trusaji mengungkapkan, tangan palsu prostetik ini digerakkan lewat sensor otot. Penelitian alat dilakukan 2019 dan pernah menjuarai Cybathlon Challenges 2022 di Swiss.

"Juara 3 di Swiss mengalahkan Spanyol, Perancis. Lombanya kaya mindahin barang-barang kecil," tutur dia.

Tangan palsu prostetik ini merupakan satu dari 30 inovasi hasil kolaborasi Rumah Amal Salman dan para inovator yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang diperlihatkan di Salman Techno Fest.

Baca juga: Perwakilan Orangtua Mahasiswa SBM ITB Bertemu Rektor, Bahas Somasi hingga Transformasi

Ketua Pelaksana Salman Techno Fest, Abdul Aziz mengatakan, produk lainnya yang dimanfaatkan masyarakat adalah Ventilator Indonesia (Vent-I), Mesin ATM Beras untuk masyarakat dhuafa, Community Shelter, Hunian Sementara (Huntara), Hunian Tetap (Huntap) untuk daerah kebencanaan, dan Internet of Thing (IoT) untuk mengukur berat dan suhu hewan kurban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Sebut Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Wali Kota Bandung

Golkar Sebut Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Wali Kota Bandung

Bandung
1 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang di Kertasari, Bandung

1 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang di Kertasari, Bandung

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Bandung
Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Bandung
Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Bandung
Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Bandung
Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Bandung
Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Bandung
Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Bandung
Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

Bandung
Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Bandung
Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com