Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pentingnya Peran Ibu PKK Berantas Demam Berdarah

Kompas.com - 23/08/2022, 08:22 WIB
Putra Prima Perdana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, Kompas.com- Peran ibu-ibu ternyata penting dalam upaya memberantas demam berdarah.

Hal tersebut diungkap dalam kegiatan acara Kompas.com bersama Enesis Group bertajuk Wujudkan Indonesia, Bebas dari Dengue (DBD) sebagai gerakan sosial sekaligus kegiatan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih di Kiara Artha Park, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Senin (22/8/2022).

Dalam kegiatan tersebut, Enesis bersama Kompas.com mensosialisasikan pola hidup bersih juga membagikan healthy kit upaya pencegahan DBD.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah Melonjak di Madiun, 5 Orang Meninggal Dunia

Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya mengatakan, mengutip data yang diungkap oleh Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho, nyamuk yang menggigit manusia didominasi oleh betina.

"Jadi peran ibu-ibu yang paling utama karena hanya wanita yang bisa memahami perempuan (nyamuk betina)," kata Atalia Senin siang.

Istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini menambahkan, selain Covid-19, demam berdarah juga menjadi salah satu penyakit yang mewabah di Jawa Barat.

"Jawa Barat berkejaran urusan pandemi (Covid-19) dan demam berdarah. Ada 21 ribuan kasus yang terjadi satu tahun belakangan, paling banyak di Kota Bandung dan Kota Depok. Jadi hari ini bersama Enesis dan Kompas.com, kita berkolaborasi bersama, ada bantuan pemerintah dalam upaya untuk mengentaskan masalah demam berdarah," ungkapnya.

Atalia menambahkan, selain menggunakan produk-produk penangkal nyamuk, pola hidup bersih menjadi kunci utama untuk memberantas DBD. Juru pemantau jentik (Jumantik) pun menjadi garda terdepan dalam soialisasi ke masyarakat.

"Penting sekali kader Jumantik digeliatkan kembali. Bahkan di SD-SD juga akan dimulai kembali Jumantiknya, untuk membantu wilayah sekitar lingkungan sekolah terhindar dari maslaah demam berdarah. Demam berdarah tidak bisa dilakukan sendirian karen sifatnya lingkungan, maka gerakan ini harus bersama pula wilayah bekerjasama dengan seluruh keluarga," bebernya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menambahkan, kesehatan menjadi faktor paling utama yang harus diperhatikan pemerintah pusat dan daerah termasuk Jawa Barat.

Kegiatan Kompas.com bersama Enesis Group 'Wujudkan Indonesia, Bebas dari Dengue (DBD)' sebagai gerakan sosial sekaligus kegiatan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih di Kiara Artha Park, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Senin (22/8/2022).KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Kegiatan Kompas.com bersama Enesis Group 'Wujudkan Indonesia, Bebas dari Dengue (DBD)' sebagai gerakan sosial sekaligus kegiatan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih di Kiara Artha Park, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Senin (22/8/2022).

"Kesehatan adalah faktor dominan dalam pembangunan. Indonesia bisa membangun, Jabar bisa membangun kalau semuanya sehat. Pembangunan perlu pikiran, perlu akal. Akal yang sehat terdapat pada jiwa dan badan yang sehat," tutur Uu.

Selain itu, dalam upaya memberantas DBD di Jawa Barat, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus dilaksanakan dan bukan hanya sekadar slogan.

"Harapan kami atas nama Pemprov Jabar, PHBS harus menjadi karakter bangsa terutama masyarakat Jabar. Sebagai manusia yang hidup, harus punya PHBS," tuturnya.

Dalam sambutannya, Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho mengatakan, Enesis dan Kompas.com merespon apa yang saat ini terjadi. Menurut catatan Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Unicef, selama pandemi Covid-19 ada sekitar 34.544 anak menjadi yatim, piatu atau yatimpiatu.

"Angka ini yang memembuat kita tergerak untuk membuat sesuatu," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com