"Kesehatan adalah faktor dominan dalam pembangunan. Indonesia bisa membangun, Jabar bisa membangun kalau semuanya sehat. Pembangunan perlu pikiran, perlu akal. Akal yang sehat terdapat pada jiwa dan badan yang sehat," tutur Uu.
Selain itu, dalam upaya memberantas DBD di Jawa Barat, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus dilaksanakan dan bukan hanya sekadar slogan.
"Harapan kami atas nama Pemprov Jabar, PHBS harus menjadi karakter bangsa terutama masyarakat Jabar. Sebagai manusia yang hidup, harus punya PHBS," tuturnya.
Dalam sambutannya, Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho mengatakan, Enesis dan Kompas.com merespon apa yang saat ini terjadi. Menurut catatan Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Unicef, selama pandemi Covid-19 ada sekitar 34.544 anak menjadi yatim, piatu atau yatimpiatu.
"Angka ini yang memembuat kita tergerak untuk membuat sesuatu," ujarnya.
Selain itu, Wisnu menambahkan, catatan dari Kementrian Kesehatan, setahun lalu sampai bulan Februari 2022, tidak kurang dari 13.700 kasus demam berdarah terjadi di seluruh Indonesia. 145 diantaranya bahkan sampai meninggal dunia akibat demam berdarah.
"Ini angka yang cukup besar. Cita-cita kita, membebaskan Indonesia dari demam berdarah. Angka ini membuat kita perlu bergerak selain prihatin. Bersama-sama, Kompas.com dan Enesis karena ada keinginan untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan selama pandemi dan demam berdarah, bersama kami melakukan gerakan Indonesia bebas demam berdarah," jelasnya.
Enesis dan Kompas.com pun sepakat untuk menggandeng PKK untuk mengaktifkan kembali kader Jumantik. Selain Bandung, kota lainnya yang juga menggelas kegiatan serupa adalah Cirebon, Malang dan Yogyakarta.
"Kita ingin berangkat dari kota, kabupaten, untuk mengatasi masalah besar ini. Kompas.com bersama Enesis punya kesempatan berkolaborasi untuk bisa berkontribusi tidak hanya memberikan bantuan kepada sekolah berupa health kit, kami ingin memberikan bantuan beasiswa Karena selama pandemi Covid-19, 34 ribu anak menjadi yatim, piatu dan yatimpiatu dan karena demam berdarah ada 145 meninggal dunia," bebernya.
Peran ibu-ibu PKK pun dikatakan Wisnu menjadi penting karena Kader Jumantik PKK menjadi garda terdepan mewujudkan Indonesia Bebas DBD.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.