Selain itu, Wisnu menambahkan, catatan dari Kementrian Kesehatan, setahun lalu sampai bulan Februari 2022, tidak kurang dari 13.700 kasus demam berdarah terjadi di seluruh Indonesia. 145 diantaranya bahkan sampai meninggal dunia akibat demam berdarah.
"Ini angka yang cukup besar. Cita-cita kita, membebaskan Indonesia dari demam berdarah. Angka ini membuat kita perlu bergerak selain prihatin. Bersama-sama, Kompas.com dan Enesis karena ada keinginan untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan selama pandemi dan demam berdarah, bersama kami melakukan gerakan Indonesia bebas demam berdarah," jelasnya.
Enesis dan Kompas.com pun sepakat untuk menggandeng PKK untuk mengaktifkan kembali kader Jumantik. Selain Bandung, kota lainnya yang juga menggelas kegiatan serupa adalah Cirebon, Malang dan Yogyakarta.
"Kita ingin berangkat dari kota, kabupaten, untuk mengatasi masalah besar ini. Kompas.com bersama Enesis punya kesempatan berkolaborasi untuk bisa berkontribusi tidak hanya memberikan bantuan kepada sekolah berupa health kit, kami ingin memberikan bantuan beasiswa Karena selama pandemi Covid-19, 34 ribu anak menjadi yatim, piatu dan yatimpiatu dan karena demam berdarah ada 145 meninggal dunia," bebernya.
Peran ibu-ibu PKK pun dikatakan Wisnu menjadi penting karena Kader Jumantik PKK menjadi garda terdepan mewujudkan Indonesia Bebas DBD.
"Ternyata data dari Enesis, nyamuk betina yang selama ini menggigit. Jadi karena itu, peran perempuan menjadi penting, karena perempuan yang paham perempuan," tandasnya.
Baca juga: Menghindari Penyakit Demam Berdarah dengan Memberantas Jentik
Di tempat yang sama, Ryan Tirta selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Enesis Indonesia mengatakan, kegiatan Kompas.com bersama Enesis Group 'Wujudkan Indonesia, Bebas DBD bertepatan dengan hari nyamuk sedunia setiap tanggal 20 Agustus.
"Ini bukti nyata kalau kita melakukan bersama-sama, pasti akan diijinkan Tuhan sehingga kita bisa menanggulangi DBD," ucapnya.
Setelah Bandung, daerah selanjutnya yang akan menggelar kegiatan serupa adalah Bali.
"Kita bersama akan melakukan penyuluhan dan edukasi di beberapa tempat seperti di SD SD. kita lakukan penyuluhan dengan bahasa yang gampang dimengerti mengenai pentingnya aktivitas untuk memberantas wabah yang ditimbulkan nyamuk," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.