Pria yang juga memiliki pondok pesantren ini menambahkan, masyarakat juga harus bisa membedakan praktik perdukunan yang selama ini melekat di masyarakat.
Untuk dukun beranak, lanjut dia, tidak bisa disamakan dengan dukun atau paranormal dengan berkedok agama.
Baca juga: Wapres Kunker ke Kalsel, Buka Pameran One Pesantren One Product hingga Tinjau Posyandu
"Kita harus bisa membedakan, mohon maaf sekali, mana dukun, mana ustaz. Dan mohon maaf, yang ditanyakan tadi kan bukan dukun pijat, dukun beranak seperti itu. Karena kan ada yang menyamakan dengan dukun-dukun ini," sebut Uu.
"Kembali kepada ketauhidan kita sebagai muslim, apalagi rasul mengatakan, siapa orang yang beriman datang ke orang seperti itu (dukun) datangnya (ibadahnya) 40 tahun tidak diterima. Kalau percaya, musyrik," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.