Jajang mengaku, sebenarnya dirinya sudah lama tidak berdagang di lokasi sekolah tersebut.
Namun, hari itu entah mengapa dirinya begitu bersemangat untuk dagang.
Bahkan, jika biasanya berangkat dagang 07.30 WIB, hari itu Jajang berangkat pukul 07.00 WIB.
“Biasanya ke Cihuni dulu, ke sekolah itu nanti ngejar istirahat, tapi tadi langsung ke sana, padahal sudah dua minggu tidak ke sana,” katanya.
Baca juga: Gedung Rusak, Siswa SD di Ponorogo Terpaksa Belajar Beratapkan Terpal
Hal aneh lainnya, menurut Jajang biasanya saat tiba di sekolah tersebut, pedagang sudah cukup banyak menggelar dagangannya.
Namun, saat itu hanya ada dirinya yang menggelar dagangan di sayap kiri gerbang sekolah. Sementara, di sayap kanan gerbang sekolah, memang ada beberapa pedagang.
"Biasanya di lapak saya itu ada empat sampai lima pedagang, tapi tadi mah sepi, hanya saya sendiri,” katanya.
Suasana sepi ini, menurut Jajang juga terjadi begitu Angkot tersebut menabrak anak-anak, tidak banyak orang dewasa di tempat kejadian. Warga sekitar pun tidak ada.
Baca juga: Sopir Menyetir Sambil Hitung Uang, Bocah SD di Sukabumi Tertabrak hingga Tewas
Makanya, setelah terlempar ke got, Jajang pun langsung menolong anak-anak yang sudah bergeletakan di jalan.