Rudi sebenarnya tidak bisa disebut sekadar pehobi sepeda. Pasalnya, dari usia 12 hingga 28 tahun, dia tercatat sebagai atlet sepeda.
Dia juga mengaku hampir pernah ikut berlaga dalam Pekan Olahraga Nasional era 1990-an.
Kariernya sebagai pesepeda profesional berakhir karena cedera lutut.
"Lutut kanan cedera, sampai tiga kali operasi," ceritanya.
Baca juga: Nikmati Keindahan Panorama Jalur Pansela Jawa Barat Lewat Cycling de Jabar
Setelah kariernya sebagai atlet pupus, Rudi fokus menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Namun, sejak itu berat badannya terus naik hingga pernah mencapai 116 kilogram. Kondisi itu dianggapnya jadi salah satu penyebab mengalami serangan jantung.
Seolah mendapat peringatan keras untuk kembali hidup sehat, Rudi berjuang untuk menurunkan berat badannya. Bersepeda pun langsung jadi caranya untuk kembali ke kondisi prima.
Benar saja, setelah rutin "gowes" selama tujuh bulan, tubuhnya makin sehat. Berat badannya yang pernah lebih dari 100 kilogram sempat turun hingga 73 kilogram.
"Setelah rutin sepedaan tujuh bulan, saya sudah dianggap sembuh oleh dokter," akunya.
Baca juga: Cycling De Jabar, Rangsang Potensi Sport Tourism Selatan Jawa Barat
Kendati demikian, Rudi sadar usianya dan riwayat kesehatannya tetap harus jadi perhatian.
Tiap kali hendak bersepeda dengan jarak jauh, dia mengukur denyut nadi.
"Kalau di atas 100 saya enggak mau," ucapnya.